Miris! Ditolak RS karena Fokus Corona, Korban Kecelakaan Akhirnya Meninggal Dunia

Ilustrasi Kecelakaan

Halopadang.id – Seorang warga Bengkulu Selatan, Feriansyah, mengeluhkan layanan rumah sakit yang disebutnya sempat menolak pasien korban kecelakaan. Feriansyah mengaku kecewa terkait layanan rumah sakit karena pasien yang merupakan adiknya wafat.

Feriansyah awalnya bercerita soal adiknya yang mengalami kecelakaan di perbatasan Bengkulu Selatan dengan Seluma pada Senin (1/6) dini hari. Adiknya sempat dibawa ke rumah sakit terdekat.

“Mendapatkan tindakan pemasangan oksigen dan perawatan sementara, karena kekurangan alat dan tenaga medis khusus bedah saraf maka kami berinisiatif membawa korban ke Kota Bengkulu yang jarak tempuh sekitar 3 jam,” ujar Feriansyah, Selasa (2/6/2020).

Dia mengatakan sempat menghubungi rumah sakit di Kota Bengkulu. Namun, katanya, rumah sakit mengaku belum bisa menerima pasien lain karena fokus penanganan Corona.

“Meskipun begitu kami tetap membawa korban ke Kota Bengkulu dengan pertimbangan korban butuh penanganan lebih lanjut. Pukul 02.00 WIB korban dalam kondisi kritis dibawa ke Kota Bengkulu menempuh perjalanan selama 3 jam dibantu dua tabung oksigen,” ucap Feriansyah.

Dia mengatakan pihaknya tiba sekitar pukul 06.00 WIB di Kota Bengkulu dan langsung menuju ke salah satu RS. Pihak RS disebut meminta surat rujukan.

“Surat rujukan kami ada, namun dibawa pada mobil yang lain. Saya datang dengan pasien dan ambulans. Surat rujukan di mobil satunya bisa menyusul, tapi mereka mempertanyakan rujukan, sementara adik saya dalam kondisi kritis,” tuturnya.

Dia mengaku adiknya sempat ditolak. Mereka kemudian pergi ke RS lainnya dan kembali mendapat penolakan dengan berbagai alasan terkait penanganan Corona.

Akhirnya, di RS keempat adiknya diterima. Namun, dia mengatakan sempat terjadi keributan.

Selain itu, dia mengatakan tindakan medis seperti pemasangan alat ke paru-paru tergolong lambat. Dia juga heran mengapa tim medis mengambil sampel darah adiknya untuk uji COVID-19.

“Surat telah ditandatangani namun selama 2 jam selang baru dipasang ke paru-paru. Selama itu kami diminta menunggu, saya sempat marah dan heran mengapa tim medis sibuk mengambil sampel darah adik saya untuk uji COVID-19,” ujar Feriansyah.

Kondisi adiknya, kata Feriansyah, terus menurun. Menurutnya, adiknya meninggal sekitar pukul 09.10 WIB.

“Saya merasa kecewa penanganan medis terlalu fokus pada COVID-19 sementara pasien lain di luar COVID-19 kurang mendapatkan perhatian,” ucapnya.

Dikutip Halopadang.id dari Deticom, Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, mengaku telah mendengar persoalan tersebut. Dia menegaskan rumah sakit tidak boleh menolak pasien meski di tengah pandemi Corona.

“Saya dapat info itu, yang jelas prinsipnya semua masyarakat harus dilayani tidak boleh ada penolakan meskipun kondisi COVID-19 tidak ada perbedaan perlakuan pada pasein umum,” ucap Herwan.

Dia mengatakan pihaknya sedang menggelar rapat membahas masalah tersebut. Herwan mengatakan Pemprov bakal memberi peringatan agar rumah sakit tidak menolak pasien.

“Kami akan rapat hari ini, kami akan kirimkan surat peringatan pada seluruh rumah sakit di Bengkulu untuk dilarang menolak pasien,” ujar Herwan.(002)