HALOPADANG.ID – Di tengah tingginya Hospital-Bed Accupancy Rate (BOR) atau biasa disebut tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit, isolasi mandiri menjadi alternatif dalam upaya penyembuhan penderita Covid-19.
Namun, saat si penderita menjalani isolasi mandiri yang juga diistilahkan banyak orang dengan sebutan Isoman itu, mereka tak akan didampingi oleh petugas medis. Artinya, seluruh aspek penyembuhan mesti mereka pahami dengan baik secara mandiri pula. Salah satu aspek yang penting untuk diketahui adalah saturasi oksigen.
Mereka yang menjalani isoman itu harus rutin mengukur saturasi oksigen menyusul banyaknya kejadian happy hypoxia yang dilaporkan. Untuk itu, mereka harus tahu lebih detail berapa saturasi oksigen normal.
Bagi kalangan medik, saturasi oksigen yang merupakan penggunaan gas darah dan O2 sat (SpO2) saat menggunakan nadi sapi, juga disebut PaO2. Salah satu cara mengukur yang banyak digunakan ialah dengan oximeter.
Oximeter nadi merupakan alat noninvasif yang dapat memperkirakan jumlah oksigen dalam darah. Bagaimana cara kerjanya? Alat ini mendeteksi oksigen melalui media cahaya infra red. Alat ini mengirimkan cahaya tersebut ke kapiler di jari, kaki, atau daun telinga. Dari sana, ia akan mendeteksi seberapa banyak cahaya yang dipantulkan dari gas.
Dari proses pembacaan itu, alat tersebut dapat menunjukkan berapa persentase darah yang jenuh (tingkat SpO2). Tes ini memiliki jendela kesalahan 2 persen. Dengan angka dua persen tersebut, tes ini mungkin sedikit kurang akurat. Tapi, mayoritas dokter sangat mudah melakukannya. Jadi dokter, mengandalkannya untuk pembacaan cepat.
Berikut ini panduan penggunaan saturasi oksigen normal bagi penderita covid-19 yang menjalani isoman.
1. Saat normal. Pada kondisi seperti ini, oximeter nadi menakar tingkat oksigen darah Anda antara 95 dan 100 persen. Hanya saja, mereka yang punya riwayat penyakit paru-paru lainnya, kisaran ini mungkin tidak berlaku. Tim medis, dalam hal ini dokter bakal mengabari kenormalan untuk kondisi spesifik. Misalnya, tidak jarang orang yang berada dalam kondisi berat, kadar sapi mereka (SpO2) antara 88 hingga 92 persen.
2. Di bawah normal. Pada tingkatan ini oksigen darah yang di bawah normal disebut hipoksemia dan kerap menimbulkan kekhawatiran. Semakin rendah tingkat oksigen, semakin parah hipoksemia. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi pada jaringan dan organ tubuh.
Umumnya, oximeter di bawah 95 persen sudah dianggap rendah, terutama bagi Anda yang punya kondisi paru-paru kronis. Pada kondisi seperti ini, dokter dapat memberikan rekomendasi tentang kisaran kadar oksigen yang dapat diterima untuk Anda.
3 Di atas normal. Pada masa seperti ini, saat tarikan nafas tidak dibantu, sulit bagi kadar oksigen Anda menjadi terlalu tinggi. Biasanya, hal seperti ini , kadar oksigen tinggi terjadi pada orang yang menggunakan oksigen tambahan.(*)