Dunia  

Heboh Hujan Hitam Di Jepang, Korban Corona Dibakar?

Halopadang – Masyarakat Jepang dibuat heboh dengan turunnya hujan berwarna hitam atau disebut dengan Black Rain. Kejadian itu menimbulkan sejumlah teori dan spekulasi yang beredar di berbagai situs media sosial. Mulai dari kejatuhan nuklir, polusi, hingga tubuh korban virus Corona (COVID-19) yang dibakar.

Mayoritas laporan Black Rain datang dari Kota Hasuda, tetapi daerah yang terkena dampak lainnya termasuk Ageo, Iwatsuki dan Kuki, serta Saitama. Foto-foto penampakan hujan hitam itu beredar di Twitter pada 2 Maret dengan tagar #blackrain.

Dikutip laman Sora24, para pejabat mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menyelidi situasi tersebut setelah mendapat keluhan dari warga tentang genangan hitam di mana-mana.

Black Rain dianggap sebagai pertanda buruk yang sangat serius di Jepang sejak serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat meluncurkan dan menjatuhkan bom atom pertama di dunia di Hiroshima pada Agustus 1945.

Bom kedua dijatuhkan di Nagasaki pada tiga hari kemudian. Insiden pertama menewaskan 120 ribu orang. Beberapa zat radioaktif melesat ke atmosfer dan menyebabkan “Black Rain” di seluruh area serangan nuklir.

Meski begitu, tidak ada laporan aktivitas nuklir yang ditemukan di Saitama. Hal itu pun mengembangkan spekulasi lain. Beberapa orang menyebut bahwa hujan hitam datang dari rudal nuklir Korea Utara yang diluncurkan hari itu.

Masyarakat juga mengakatan bahwa itu mungkin berasal dari kebakaran di sebuah pabrik di Noda, Prefektur Chiba, di mana pencampuran asap dengan pewarna bisa menyebabkan warna hitam.

Dilansir laman Tech Times, sebagian orang juga berpikir bahwa itu mungkin ada hubungannya dengan virus Corona (COVID-19). Pemerintah Jepang dicurigai telah membakar tubuh korban secara diam-diam dan menyebabkan warna hujan menjadi hitam. (HP-002)