Putri Singguluang, Harimau Solok yang Dijebak dengan Bangkai Babi

harimau
Kondisi Putri Singguluang yang berhasil ditangkap warga di Gantung Ciri, Kabupaten Solok

HALOPADANG.ID–Seekor Harimau Sumatera yang sempat meresahkan warga nagari Gantung Ciri Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok berhasil ditangkap, Sabtu (13/6). Harimau berjenis kelamin betina diberi nama oleh warga Putri Singguluang.

Kepala BKSDA Sumbar resort konservasi Solok Afrilius kepada mengatakan, harimau betina tersebut masuk perangkap yang dipasang oleh petugas gabungan BKSDA, Pol PP, BPBD polsek Kubung dan masyarakat Nagari Gantung Ciri tersebut diperkirakan sekira pukul jam 10.00 pagi di kawasan Bukit Singguluang, Nagari Gantung Ciri.

Awalnya sekira jam 08.00 WIB, petugas bersama masyarakat melakukan pengecekan perangkap yang dipasang. Namun pagi itu kondisinya masih kosong. Biasanya, pengecekan perangkap dilakukan dua kali sehari 08.00 pagi dan 17.00 WIB sore. Setelah dimusyawarahkan, petugas bersama masyarakat dan pemerintah Nagari Gantung Ciri, menyepakati untuk menggeser posisi kerangkeng besi tersebut ke posisi lain.

“Namun saat akan memindahkan kerangkeng tersebut, ternyata di dalam kerangkeng sudah ada seekor harimau,”ujar Afrilius.

Ia menyebutkan, harimau yang tertangkap tersebut merupakan satu dari tiga ekor yang sebelumnya berkeliaran di kawasan hutan ladang masyarakat Gantung Ciri dan Pinang Sinawa.

“Sehari sebelumnya, mamalia ini diketahui makan seekor babi, kemudian bangkai babi tersebut kami jadikan sebagai umpan karena baunya menyengat, di samping seekor kambing hidup,” ucapnya.

Atas kesepakatan warga, Harimau Sumatera yang diperkirakan berumur 1,5 tahun tersebut diserahkan kepada BKSDA untuk dirawat di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD) di kawasan TKA Nagari Lubuk Besar, Kecamatan Asam Jujungan, Kab Dharmasraya dengan diantar langsung oleh Ka. SKW III Dinas Kehutanan Sumbar dan Anggota SKW III.

“Atas kesepakatan warga harimau betina ini juga diberi nama Putri Singguluang, karena ditangkap di Bukit Singguluang,”katanya.

Saat ini, petugas bersama masyarakat masih memasang dua perangkap lagi di hutan tersebut.

“Masih ada dua perangkap yang dipasang, kita harap induk harimau dan anaknya yang jantan tersebut bisa ditangkap. Karena biaya operasional warga yang berjaga-jaga di posko hutan tersebut sudah mulai menipis,” kata Aprilius.

Sebelumnya, kata Afrilius, pada tanggal 7 Mei 2020 sampai dengan tanggal 13 Mei 2020 keberadaan Harimau diketahui berada di Jorong Pinang Sinawa Nagari Gantung Ciri. Pada tanggal 13 sampai dengan 17 Mei harimau terlihat berada di Jorong Beringin Nagari Gantung Ciri setelah berhadapan dengan warga yang pulang dari ladang.

Pada tanggal 18 Mei Harimau ditemukan atau menghadang Warga yang pulang dari ladang di Jorong Pinang Sinawa Nagari Jawi-jawi.

“Berarti sudah melewati Jorong Pinang Sinawa Nagari Gantung Ciri,”ujar Afrilius.

Kemudian pada tanggal 26 Mei 2020 harimau sempat ditemukan oleh masyarakat sudah berada di Nagari Koto Gaek yang berbatasan dengan Nagari Jawi jawi sesuai jejaknya. Namun, tidak menunjukkan gejala apa-apa dan memang tidak ditemukan oleh masyarakat berladang yang ditemukan cuma jejak-jejaknya yang banyak sekali.

Kemudian pada 3 Juni jejak kembali ditemukan di Jorong Pinang sinawa Nagari Gantung Ciri, terakhir Minggu 7 Juni 2020 masyarakat dihadang kembali oleh harimau tersebut di Jorong Beringin tepatnya di Tabek Rimbo Sasok Limpawung Nagari Gantung Ciri.

Pada hari Senin dan Selasa siang 08 Dan 09 Juni petugas termasuk Muspika Kecamatan Kubung turun ke lapangan untuk verifikasi.

“Jadi harimau tersebut sudah bolak balik saja di sepanjang rute itu, Kemudian Senin malam nya, Harimau tersebut menerkam anjing di kebun milik Pak Edi warga setempat,”ucapnya

Berdasarkan jejak dan verifikasi petugas BKSDA Sumbar, maka di lokasi tersebut dipasang perangkap pada tanggal 09 Juni 2020 malam, karena sudah berada di APL(areal penggunaan lain artinya lahan masyarakat atau budi daya) bukan kawasan hutan.

Setelah dipasang keranggkeng perangkap, pada Kamis tanggal 11 Juni 2020 Harimau tersebut menerkam dan memakan babi hutan yang berat dagingnya sekira 20 kg di bawah pohon cengkeh Warga tak jauh dari lokasi Camp yang hanya berjarak 100 meter dan berjarak sekira 700 m dari perangkap atau di antara Champ dan perangkap.

Senja itu juga bangkai sisa babi hutan dijadikan tambahan umpan. Namun, hingga pagi Jumat harimau tak masuk perangkap tapi jejaknya semakin banyak di lokasi perangkap.

“Barulah pada Sabtu pagi, satu dari tiga satwa liar dilindungi ini berhasil masuk perangkap,” ujarnya.

Ke depan kata Afrilius, ia berharap masyarakat sadar dengan keberadaan satwa liar di sekitarnya. Karena saat ini, tanpa disadari kawasan hutan konservasi yang menjadi habitat satwa liar ini berdampingan dengan hutan ladang masyarakat.

“Masyarakat harus menyadari dan bersahabat dengan satwa liar ini dengan tidak mengganggu kawasan habitatnya, sehingga di masa mendatang, kita masih bisa melihat keberadaan satwa yang dilindungi dan hampir punah ini,”tuturnya. (H-01)

Harimau Sumatera masuk perangkap yang di pasang etugas di ladang warga di Nagari Gantung Ciri, Sabtu (13/6).