Miris! Warga Takut Corona, Jenazah Buyung Nyaris Terabaikan, Hanya 3 Orang yang Mensalatkan

jenazah
ilustrasi mayat

HALOPADANG.ID–Miris! inilah kata yang menggambarkan situasi yang terjadi di di Nagari Solok Bio-bio, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota. Hanya karena khawatir dan takut bakal terpapar virus corona, tidak seorang pun warga setempat bersedia menyelamatkan jenazah tersebut seperti, memandikan, mengkafani dan mensalatkan serta memakamkan seorang warga yang meninggal dunia secara mendadak.

Diketahui seorang warga setempat yang meninggal itu bernama Buyung (53). Pada Selasa (12/5) 09.15 WIB ia meninggal dunia di kediamannya secara mendadak dengan riwayat mencret serta sakit di bagian dada.

Namun, kabar kemanusian ini dilaporkan oleh Mainanda tokoh masyarakat setempat, kepada Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferisal Ridwan. Orang nomor dua di Limapuluh Kota yang akrap disapa Buya Feri itu. Ferizal langsung menyikapi kasus tersebut dengan positif dan datang ke rumah duka.

Menurut Wabup Ferizal Ridwan, kematian Buyung secara mendadak itu mengakibatkan masyarakat setempat ketakutan akan virus corona. Dampaknya, tidak satupun warga mau menghampiri dan mengurus jenazah almarhum.

Sedangkan petugas Kecamatan bersama petugas medis ada yang datang ke rumah duka. Namun, aparat tersebut hanya melihat dari jarak jauh saja dan mereka hanya sekadar mempertanyakan riwayat penyakit yang diderita almarhum.

“Bahkan, para petugas tersebut berkesimpulan tidak ada masalah dan menyarakankan laksanakan saja proses pemakaman almarhum, walau pun para petugas tersebut tidak menyentuh jenazah almarhum, “ungkap Wabup Ferizal Ridwan mengulangi keterangan yang diterimanya dari warga setempat.

Diakui Wabup Ferizal Ridwan, sampai pukul 14.30 WIB setelah dia datang ke rumah duka dan berhasil menenangkan warga serta keluarga, kemudian mengambil keputusan bahwa jenazah almarhum harus diselamatkan, seperti menyelamatkan setiap jenazah umat Islam yang meninggal dunia.

“Namun ketika saya minta siapa yang bersedia turun tangan untuk membantu menyelamatkan almarhum, tidak seorang pun saat itu yang bersedia dan mau membantu penyelamatan jenazah,” ungkap Wabup Ferizal Ridwan.

Dengan mengajak tokoh masyarakat, Wali Nagari dan keluarga akhirnya dengan menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) sederhana, ada 4 orang warga bersama Wali Nagari dan 2 orang perangkat nagari, Babhinkantibmas dan Babinsa bersedia membantu menyelamatkan almarhum mulai memindahkan jazadnya dari lokasi semula ia tergeletak, memandikan, mengkafani dan menyolatkan sampai pemakaman dipimpin langsung oleh Wabup Ferizal Ridwan.

“Alhamdulliah, untuk menggali pemakaman dan membuat peti ada 10 orang yang bersedia membantu. Namun yang sangat memprihatinkan, saat menyolatkan almarhum jamaah hanya bertiga yakni, satu perangkat nagari dan istri almarhum dan saya sebagai imam,” ungkap Wabup Ferizal Ridwan.

Menurut Wabup Ferizal Ridwan, dia sangat menyesali kenapa peristiwa kemanusian seperti ini harus terjadi.

“Apakah kita harus seperti ini seterusnya? Apakah ini harus bicara kewenangan lagi, walau disitu camatnya juga hadir menyaksikan. Jujur, apa yang saya lakukan hanyalah urusan kemanusian, bukan karena Pilkada atau karena pencitraan. Mohon maaf, apa yang saya lakukan untuk warga masyarakat, hanya sebatas urusan kemanusian. Karena dalam prinsip hidup saya, urusan kemanusian di atas dari derajat kemulian jabatan,” jelasnya. (C-01)