Kisah Dokter Cantik di RSUD Padang Panjang yang Sembuh dari Corona, Berkat Doa dan Zikir

DOKTER
dr yenI

HALOPADANG.ID–Hari itu, Kamis (30/4), 22.00 WIB. Menjadi malam yang berjarah bagi dr. Dessy Rahmawati. Betapa tidak, disaat itu telefon selulernya berdering, dan terlihat panggilan dari Dokter Spesialis Paru RSUD Kota Padang Panjang, dr. Yenny Mukhtar. Diujung telfon itu ada kabar yang menyatakan bahwa dr Yenny positif corona.

“Saya ditelepon oleh dr. Yenny Mukhtar memberitakan hasil swab, dan saya dikonfirmasi positif. Berita ini sangat mengejutkan dan sangat berat buat saya terima saat itu. Pertanyaan saya, mengapa saya ya Allah,” ungkap dr. Dessy yang akrab dipanggil Cici, Rabu, (13/5).

Dengan hati yang berkecamuk dan sedih, Cici lantas diminta berkemas untuk dikarantina malam itu juga di RSUD Kota Padang Panjang.

Sebelumnya, pada tanggal 23 April saat dr. Cici berdinas di IGD, dia sempat melakukan kontak dengan NS, pasien positif corona dari Kabupaten Tanah Datar. Singkat cerita, dari hasil tracing dan swab

70 tenaga kesehatan dan keamanan di RSUD, 13 orang dinyatakan positif. Satu diantaranya dialami oleh dr. Cici sebagai Pasien 01.

Baca Juga :  Ratusan PPPK di Pemko Payakumbuh Terima SK Pengangkatan dari Pj Wako

Suami, Ibunda, dan keluarga Cici kala itu berusaha menenangkannya.

“Keluarga mendukung saya untuk diisolasi dan menasehati saya untuk kuat dan tegar,” ungkapnya.

Terlintas hal terberat bagi Cici terhadap kondisi seluruh keluarga serta rekan- rekan kerja di klinik miliknya yang tentu melakukan kontak.

Namun, kekhawatiran terhadap kondisi keluarga dan rekan rekannya ternyata tidak terjadi. Swab seluruh keluarga cici negatif dan rekan rekan kliniknya pun juga negatif.

“Alhamdulillah Allah melindungi orang yang saya sayangi,” katanya.

Sesampainya di RSUD, Cici bersama 13 orang tenaga kesehatan lainnya bertemu di lobby Isolasi. Suasana buncah. Tenaga kesehatan semua menangis.

“Kami saling bertangisan saat bertemu di lobby ruangan isolasi. Petugas memanggil nama kami satu persatu untuk pembagian kamar,” ungkapnya.

Perasaan sedih merundung hari-hari awal Cici diisolasi. Namun, Cici berusaha tegar dan berprasangka baik kepada Allah.

“Saya berusaha untuk kuat dan tegar serta menghibur diri. Allah memilih saya dengan ujian ini, pasti ada hikmah dibalik ketetapan Allah ini” kata Cici.

Berdoa, berdzikir dan berprasangka baik kepada Allah ternyata menjadi sebuah kekuatan dalam tubuh Cici. Gejala-gejala klinis pasien corona seperti sesak nafas dan hal lainnya tidak begitu dia rasakan.

Baca Juga :  Daftar Tunggu Haji di Kabupaten Agam Berlangsung Hingga 18 Tahun

“12 hari saya menjalani karantina di Rumah Sakit bersama teman teman, Alhamdulillah saya pribadi tidak mengalami gejala berat. Allah meringankan penyakit saya,” ungkapnya.

Cici menceritakan, dia dan teman- temannya menjalani terapi obat-obatan sesuai resep dokter penanggung jawab.

“Makanan kami dihitung sesuai dengan kebutuhan kami dan gejala kami masing-masing. Pakain kami juga diolah dengan pengolahan khusus (infeksius) oleh laundry RS,” lanjut adik dari tokoh Masyarakat Kota Padang Panjang Eko Furqani itu.

Pada tanggal 8 dan 9 Mei tepatnya hari Jumat dan Sabtu, semua pasien Covid menjalani test swab ke 2 dan ke 3.
Tanggal 12 Mei, siang itu kira- kira pukul 13.00 WIB, Cici mendapatkan informasi menggembirakan dari dr. Yenny. 2 kali swab yang dilakukan menunjukkan negatif corona.

“Berita yang sangat saya tunggu dengan penuh rasa syukur dan sujud,” katanya haru

Namun, Cici merasakan kebahagiaannya masih belum terasa sempurna karena sejumlah rekannya yang lain masih positif corona. Mereka masih tetap diisolasi di RSUD sambil menunggu rencana di swab ulang pada hari Jumat tgl 15 Mei nanti.

Baca Juga :  Solok Selatan Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Ginjal Sedunia Wilayah Sumbar

Diantaranya : 2 orang perawat,2 orang bidan , 1 orang asisten apoteker dan keluarga salah seorang perawat.
Banyak hikmah yang dirasakan Cici selama diisolasi. Dia lebih banyak beribadah, mendekatkan diri kepada Allah.

Menanggapi kondisi corona, Cici pasien 01 yang sembuh dari Covid-19 itu memiliki sejumlah saran yaitu :

1. Masyarakat harus patuh dan sabar menahan diri untuk tidak beraktivitas diluar rumah.

2. Bagi perantau dimohon untuk bersabar tidak pulang kampung dulu karena sangat berisiko dalam transmisi virus.

3. Masyarakat hendaknya jujur terkait riwayat perjalanan dan sadar dengan isolasi mandiri

4. Kepada pemerintah pusat dan daerah harus sinkron dalam mengambil kebijakan. Karena dia khawatir saat PSBB dilonggarkan akan bermunculan kembali korban, sehingga penanganan virus tidak akan pernah selesai.

5. Untuk masyarakat mohon dukungan kepada nakes. Jangan dikucilkan keluarganya. Perlakukanlah sebagaimana mestinya. Karna nakes tertular saat bekerja bukan karna traveling. Jangan lagi menambah beban psikologis buat nakes dan keluarganya.(R-01/REL)