HALOPADANG.ID–Pasangan suami istri Fery Hermamsyah dan Rydha BRT, kehilangan kehilangan buah hatinya yang masih bayi berumur 1 bulan yang berinisial I.
Buah hati dari pasangan itu meninggal saat berada di RSUP M. Djamil Padang pada Rabu (29/4). Berawal dari Rydha dan suami ketika itu beraktifitas seperti biasa di rumahnya di kawasan Jawi-jawi II Kota Pariaman.
Usai memandikan bayinya pagi itu, Rydha kemudian menyusukan bayinya tersebut, saat menyusui bayinya tersedak sehingga sesak nafas.
“Seperti biasa setelah anak kami dimandikan, langsung berjemur di depan rumah, saat itu saya sedang menyusuinya, tiba-tiba terselek,” kata Rydha di Pariaman.
Setelah itu, Ryda yang tinggal tidak jauh dari RS Aisyiyah Pariaman ini langsung membawa bayi itu ke RS untuk mendapatkan perawatan. Di RS Aisyiyah bayi itu mendapatkan perwatan dibagian IGD, karena keterbatasan alat, pihak RS memutuskan untuk merujuk pasien itu ke M.Djamil Padang.
“Kami dan suami langsung menuju M Djamil Padang, sekitar jam 2 kami sampai di sana. Namun, bukannya langsuang mendapat penanganan di IGD, Isyana malah disuruh masuk ruang isolasi sesuai dengan protokol penanganan pasien Covid-19,” kata Rydha.
Awalnya, pasangan suami istri itu keberatan. Namun, akhirnya ia menyepakati buah hatinya dilakukan penangan secara covid-19. Setelah beberapa jam berada di ruang isolasi. Bayi itu tidak kunjung ditangani oleh pihak rumah sakit itu. Sementara kondisinya semakin memburuk.
“Bayi kami sempat dirontgen. Namun, tetap tidak dilakukan tindakan medis. Setelah beberapa jam barulah dokter datang, dokter itu juga kaget kenapa tidak dioper ke bagian emergency, malah ke ruang isolasi covid,” ujarnya.
Namun, itu sudah terlambat, bayi mungil itu akhirnya meninggal dunia 15.00 WIB. Penderitaan Rydha tidak cukup sampai di situ, ia bersama suami masih harus dihadapkan dengan situasi pelik karena pihak rumah sakit tidak memberikan izin untuk membawa jenazah anaknya pulang.
“Bayi kami masih ditahan dengan dan alasan harus menjalani prosedur covid dan diminta mengurus surat di bagian administrasi, sementara hasil rontgen tidak juga diberikan,” beber Rydha.
Pasutri itu semakin berontak karena tidak terima dengan perlakukan pihak rumah sakit yang mengkremasi bayi mereka dengan prosedur covid.
“Anak kami dirujuk karena sesak nafas karena tersedak, bukan karena covid, sementara penjelasan dari rumah sakit juga tidak ada, hasil pemeriksaan juga tidak diberikan,” sesal Ridha.
Setelah meninggal sejak 15.00 WIB, barulah sekitar 21.30 WIB Ridha bisa membawa pulang jenazah anaknya setelah bersitegang dengan petugas rumah sakit.
“Barulah jam setengah 10 anak kami bisa dibawa pulang, sementara anak kami sudah dingin dan kaku, hati saya benar benar hancur pak,” lirih Rydha.
Ridha menyadari ajal memang sudah ditakdirkan oleh yang maha kuasa, Namun, ia tidak bisa menerima perlakuan pihak rumah sakil M. Djamil yang lamban menangani anaknya yang sedang kritis.
“Bayangkan pak, anak kami sudah kritis, tapi tidak ditangani dengan cepat, mereka benar benar tidak punya perasaan,” katanya.(W-01).