Dampak Corona, Bus Pariwisata Ini Rugi, Puluhan Karyawa “Dirumahkan”

bus
Bus pariwisata PT Armada Bumi Minang ikut merasakan dampak Covid-19 yang mengakibatkan kerugian hingga Rp600 juta.

HALOPADANG.ID–Dampak penularan virus corona (Covid-19) membuat pariwisata Sumbar terganggu. Kondisi ini juga berimbas terhadap penyedia jasa bus pariwisata.

Salah satu penyedia jasa bus pariwisata PT. Armada Bumi Minang salah satu yang mengalami dampak. Pasalnya, hampir tiga bulan bus pariwisata tidak jalan, sejak 15 Maret 2020.

Pemilik PT. Armada Bumi Minang Aditya Nugraha pada Haluan, Senin (1/6) menuturkan, bahwa sebanyak 18 bus pariwisata tidak jalan terdiri dari 16 bus mangkal di pul di jalan Simpang Kalumpang Kampung Jambak, Kototangah, dua lagi di Malang, Jawa Timur.

“Pada 15 Maret 2020 sampai April 2020, kami telah memulangkan uang muka carteran yang telah diterima sebanyak Rp167 juta. Uang muka itu untuk pembayara sewa bus, tiket pesawat dan kamar hotel,” ungkap Aditya.

Ia menyebutkan, selama lebih kurang tiga bulan bus pariwisata tak jalan dan telah mengalami kerugian sekitar Rp600 juta.

“Jika kondisi ini terus berlanjut kerugian bisa bertambah,” imbuhnya.

Biasanya, lanjutnya, sebelum corona mewabah, armada setiap hari ada yang beroperasi walaupun hanya satu unit dalam sehari. Akan tetapi, pada Jumat, Sabtu, Minggu, rata-rata seluruh armada jalan atau beroperasi untuk melayani perjalanan wisata.

“Akibat tidak beroperasinya bus-bus tersebut, kami terpaksa harus merumahkan sebanyak 27 pegawai, 18 sopir, tujuh kernet, dan dua staf administrasi,” sambungnya.

Meski demikian, pihaknya tetap peduli dan memberikan bantuan kepada pegawai yang dirumahkan itu sebanyak Rp500 ribu per orang, ditambah sembako senilai Rp200 ribu. Bantuan tersebut diberikan kepada pegawainya lantaran rasa kemanusian dan sebagai tanggung jawab perusahaan PT. Armada Bumi Minang.

“Sampai saat ini bantuan pemerintah kepada karyawan kami, terutama kepada sopir dan kernet belum juga datang,” tutur Aditya.

Menurut Aditya, demi bertahan pada kondisi pandemi corona ini, ia terpaksa melakukan alih usaha untuk menyambung hidup pada situasi ini.

“Saya melakukan apa saja peluang-peluang bisnis yang bisa menghasilkan uang yang halal, contohnya berjualan Sembako secara online,” tandasnya. (Q-05)