Andre Rosiade Kirim Bantuan untuk Pengobatan Balita dengan Gangguan Pendengaran di Kuranji

HALOPADANG.ID – Desmawati (55) mengipasi nyamuk dan lalat yang coba menghinggapi cucunya, Nafisa Putri Wadani (7 bulan) yang sedang tidur lelap di rumahnya di Koto Tingga, Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Si bayi tenang saja, meski para tamu berbincang tak jauh dari dirinya. Saat tersentuh jemari nenek, Nafisa seperti terkaget, tapi tak terbangun.

Ya, Nafisa yang lahir 4 Maret 2021 itu adalah anak pasangan Revindo (27) dan Desi (26). Anak mereka usai lahir sedikit berbeda dan didiagnosa sejumlah penyakit dan kemudian mengalami ketulian syaraf di kedua telingannya. Jadi, dia tidak akan merespon suara, tapi gerak dan sentuhanlah yang membuatnya bisa berkomunikasi.

Revindo menceritakan kepada Wakil Ketua DPD Gerindra Sumbar Nurhaida yang datang ke rumahnya, Nafisa lahir dalam kondisi ada cairan di paru-paru. Setelah satu minggu dirawat ditemukan infeksi klebsiella pneumonia (infeksi jaringan tubuh). Saat berumur dua bulan dan empat bulan kembali dioperasi dengan diagnosa hernia inguinalis (pembengkakan di antara pusar dan di dekat kelamin). Bekas operasi pun masih terlihat pada bayi itu.

“Anak kami katanya sudah sembuh dari penyakit-penyakit semula. Namun, memasuki usia enam bulan kembali dikatakan mengalami ketulian syaraf di kedua telinga dengan status atau level sangat parah. Kondisi saat ini Nafisa tidak bisa mendengar atau tuli,” kata Revindo yang sehari-hari bekerja sebagai honorer di Kantor Lurah Pondok, Padang Selatan, Kota Padang.

Menurut Revindo, anaknya menjalani pemeriksaan BERA (brainstem evoked response audiometry) hearing test. Namun, belum bisa ditindaklanjuti karena belum memiliki alat bantu dengar yang direkomendasikan oleh dokter. Jika tidak memiliki alat bantu dengar dan perawatan yang direkomendasikan dokter, mengancam Nafisa mengalami ketulian total seumur hidup.

“Kami ini orang yang sedang berjuang meski hidup di keluarga menengah ke bawah. Saya honorer di kantor lurah dengan pendapatan Rp1,5 juta sebulan. Istri saya, karyawan swasta di toko kosmetik dengan pendapatan yang kurang lebih sama. Untuk membeli alat-alat itu, kami butuh dana puluhan juta,” kata Revindo.

Setidaknya, kata Revindo, biaya yang dibutuhkan untuk perawatan Nafisa mencapai Rp40 sampai Rp50 juta. “Untuk terapi saja butuh puluhan juta. Kemarin saya dapat informasi orang yang menjual alat bantu dengar khusus untuk anak saya, harganya Rp44 juta. Sekarang masih dikumpulkan. Hari ini saya baru jual sepeda motor untuk tambahan,” katanya.

Informasi penyakit Nafisa ini pun sampai kepada tim Andre Rosiade yang langsung menindaklanjutinya. Ketua DPD Gerindra Sumbar itu meminta tim mengirimkan bantuan uang tunai dan sembako untuk membantu kebutuhan keluarga Nafisa. “Kami diminta mengantarkan bantuan. Mungkin masih jauh dari yang diharapkan oleh keluarga,” kata Nurhaida yang datang bersama Zulkifli (wakil sekretaris DPD Gerindra Sumbar) dan Rina Shintya (wakil bendahara).

Revindo mengucapkan terima kasih kepada Andre Rosiade yang telah memberikan bantuan untuk membeli alat bantu dengar anaknya. “Semoga bantuan bapak dibalas berlipat ganda oleh Allah. Mohon doa bapak, agar anak kami bisa sembuh dan normal seperti sedia kala,” katanya.

Andre Rosiade mengaku prihatin dengan kondisi anak dari pasangan Revindo dan Desi. Dia meminta tim untuk memberikan bantuan untuk sedikit meringankan beban keluarga. Tidak menutup kemungkinan, juga akan memberikan bantuan lanjutan jita dibutuhkan. “Kami doakan Ananda Nafisa cepat sembuh,” kata anggota DPR RI asal Sumbar ini. (HP-001)