HALOPADANG.ID — Sekitar 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan dalam gudang pelabuhan diduga menjadi sumber ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8/2020) pukul 18.00 waktu setempat. Demikian dikatakan Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab.
“Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat selama 6 tahun di sebuah gudang tanpa mengambil tindakan pencegahan,yang membahayakan keselamatan warga negara,” ujar Hassan.
Apa itu amonium nitrat sampai-sampai bisa menghasilkan ledakan yang begitu besar? Mengutip dari laman Live Science, amonium nitrat memiliki rumus kimia NH4-NO3 atau kerap disederhanakan menjadi N2H4O3. Senyawa kimia ini adalah padatan kristal putih dan sangat larut dalam air.
Amonium nitrat utamanya kerap digunakan untuk meningkatkan kandungan netrogen pada pupuk pertanian. Pasalnya senyawa ini relatif stabil dalam sebagian besar kondisi dan murah untuk diproduksi. Karenanya menjadi bahan kimia alternatif populer ketimbang sumber nitrogen lain yang harganya mahal.
Pun begitu amonium nitrat menyimpan bahaya mematikan. Jika bersentuh dengan api atau sumber penyulut lain bisa meledak hebat.
Daya ledak terjadi ketika amonium nitrat padat terurai dengan sangat cepat menjadi dua gas, nitrogen oksida dan uap air.
Karenanya senyawa kimia ini kerap komponen campuran peledak yang digunakan dalam konstruksi pertambangan, penggalian, dan konstruksi sipil.
Kasus Ledakan Akibat Amonium Nitrat
Selain di Lebanon, sudah banyak kasus ledakan yang dipicu amonium nitrat. Bahkan jumlah korbannya pun sampai ratusan jiwa.
Peristiwa itu terjadi pada 16 Apri 1947 di sebuah dermaga di Texas City, Texas, AS saat pengangkutan 2.300 ton pupuk ke kapal pengangkut.
Adapun pemicunya hanya rokok yang dinyalakan oleh buruh pelabuhan. Padahal kala itu pemerintah AS telah mengeluarkan aturan melarang merokok saat proses bongkar muat. Akan tetapi buruh pelabuhan malah kerap merokok selama bertugas.
Saking dahsyatnya, ledakan terdengar hingga 241 kilometer. Bahkan jangkar kapal seberat 1,5 ton saja mampu terlempar sejauh 2 kilometer.
Akibat ledakan ini, sebanyak 581 nyawa melayang dan 3.500 lainnya luka-luka. Kerugian yang ditimbulkan mencapai USD 100 juta.