HALOPADANG.ID — Kasus virus corona atau Covid-19 di Brasil terus meningkat. Data terbaru, jumlah orang yang positif terkena penyakit tersebut mencapai 1.032.913 atau naik lebih dari 50.000 dibanding hari sebelumnya.
Dilansir dari laman tvnz.co, Sabtu, 20 Juni 2020, Kementerian Kesehatan Brasil menyatakan kenaikan tajam itu disebabkan masuknya angka-angka yang tidak dilaporkan pada hari-hari sebelumnya.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro juga disebutkan masih meremehkan risiko virus meskipun angka kematian akibat Covid-19 hampir menembus 50.000 dalam tiga bulan. Dia menyebut dampak dari karantina wilayah terhadap ekonomi bisa lebih buruk daripada penyakit itu sendiri.
Para ahli kesehatan menyakini jumlah sebenarnya bisa tujuh kali lebih tinggi dari statistik resmi. Johns Hopkins University menyatakan Brasil melakukan tes untuk 100 ribu orang setiap hari. Jumlah tersebut dikatakan masih belum cukup untuk melacak virus.
Data resmi menunjukkan tren penurunan virus terjadi di utara Brasil, termasuk Amazon, salah satu wilayah yang sangat terdampak. Kemudian, banyak kasus kematian terjadi di kota-kota dekat Pantai Atlantik. Sedangkan peningkatan kasus ada di selatan negara tersebut.
Di daerah pedesaan Brasil, yang jauh kurang siap untuk menangani krisis, pandemi ini berkembang pesat. Banyak kota kecil memiliki sistem perawatan kesehatan yang lebih lemah dan sanitasi dasar yang tidak cukup untuk mencegah penularan.
“Ada banyak ketimpangan dalam sistem kesehatan kami dan kekurangan tenaga profesional di pedalaman. Orang-orang menempuh jarak yang jauh untuk mendapatkan layanan kesehatan. Ketika mereka meninggalkan rumah sakit, virus bisa ikut dengan mereka,” kata Direktur Eksekutif Institut Studi Kebijakan Kesehatan Brasil, Miguel Lago.
Direktur eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa Brasil perlu meningkatkan upayanya untuk menghentikan penyebaran infeksi. Menurutnya, wabah Covid-19 masih cukup parah di Brasil.
“Saya percaya petugas kesehatan bekerja sangat keras dan di bawah tekanan untuk dapat menangani kasus ini,” kata Ryan.
Ryan menyebut jumlah kenaikan juga tidak setinggi sebelumnya. Karena itu, dia melihat adanya tanda bahwa situasinya stabil.
“Kita pernah melihat ini sebelumnya di epidemi lain di negara lain,” katanya.(002)