HALOPADANG.ID – Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman, Provinsi Sumatera Barat mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten/kota bebas Frambusia dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada acara Peringatan Hari Negleted Tropical Diseases (NDTs) atau Penyakit Tropis Terabaikan Sedunia Tahun 2023. Peringatan Hari NDTs ini diperingati setiap tanggal 30 Januari yang kini menjadi salah satu dari 13 kesehatan global WHO ini mengangkat tema “Tingkatkan Kepedulian Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas Penyakit Tropis Terabaikan”.
Penghargaan berupa sertifikat dari Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin, itu diterima secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah, di Krakatau Grand Ballroom TMII Jakarta, Selasa (21/2/2023). Pemko Pariaman merupakan salah satu dari 103 kabupaten kota yang meraih penghargaan ini.
Perlu diketahui, Frambusia adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum Pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara tropis yang mempunyai sanitasi buruk dimana dapat menular melalui cairan dari kulit yang terluka. Resiko terburuk terjangki dari penyakit ini menyebabkan penampilan fisik atau gangguan sosialisasi. Oleh sebab itu, Kementrian Kesehatan menaruh perhatian yang serius terhadap penyakit ini lantaran sifatnya yang menular menahun dan sering kambuh.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pariaman, Nazifah mengatakan, Pemko Pariaman melalui Dinas Kesehatan beserta jajaran Puskemas yang tersebar di tiap desa kelurahan telah berhasil menekan kemunculan penyakit tersebut.
“Alhamdulillah, ini berkat upaya yang dilakukan secara sungguh-sungguh oleh Dinkes Kota Pariaman dan Puskemas. Termasuk juga dukungan Dinkes Provinsi Sumbar untuk menuju masyarakat Kota Pariaman lebih sehat ,” ujarnya.
Nazifah memastikan Kota Pariaman akan berkomitmen bebas dari penyakit Frambusia hingga di tahun-tahun yang akan datang. Untuk itu perlu sinergi untuk menggerakkan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan kolaborasi, kerjasama dan tetap berkomitmen dalam mempertahankan pelaporan nol kasus Frambusia di kabupaten kota yang merupakan wilayah kerja kami demi tercapainya Indonesia Bebas Frambusia paling lambat tahun 2024.
“Kita terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang cara mencegah munculnya kasus Frambusia dan penularannya. Melakukan promosi kesehatan berupa Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta ketersediaan sarana air bersih yang merupakan faktor penting untuk mencegah penyakit ini. Ini yang harus kita tekankan dan saling mengingatkan antar sesama ,” jelasnya.
Dikatakannya bahwa, daerah penerima Sertifikat Bebas Frambusia ini merupakan daerah yang sudah melewati beberapa tahapan. Mulai dari membuktikan tidak ditemukan kasus frambusia baru berdasarkan Surveilans, rekomendasi di level provinsi hingga assessment time sertifikasi di tingkat pusat.
Mantan Kadis Kominfo Kota Pariaman ini juga mengaku, penghargaan Kota Bebas Frambusia ini merupakan penanganan yang serius dari kepala daerah, dalam hal ini Bapak Wali Kota Pariaman, Genius Umar. Melalui kebijakan-kebijakan yang efektif, Alhamdulillah, tidak ditemukan penyakit Frambusia ini di Kota Pariaman.
“Atas nama Pemko Pariaman, kami ucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan atas apresiasi ini, terkhusus kepada forkopimda, organisasi profesi kesehatan, organisasi masyarakat serta seluruh lapisan masyarakat atas dukungan mewujudkan Kota Bebas Frambusia ini ,” tukasnya.
Menteri Kesehatan, Budi G Sadikin mengatakan, tahun ini merupakan tahun pertama kita memperingati Hari NTDs, sebagai tema nasional yaitu Tingkatkan Kepedulian untuk mewujudkan Indonesia bebas penyakit tropis terabaikan dengan mengajak semua unsur masyarakat peduli dan komitmen 100 persen menghilangkan penyakit tropis terabaikan di negera kita seperti Kusta, Frambusia, Filariasis, Schistosomiasis, Cacingan dan penyakit NTD lainnya.Sejauh ini 47 negara telah berhasil menghilangkan penyakit NTD ini.
“Sejalan dengan tujuan global, sudah berbagai upaya dilakukan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tropis terabaiakan ini. Tahun 2024 yang akan datang merupakan target dimana seluruh kabupaten/kota diharapkan sudah berstatus bebas Frambusia, untuk itu komitmen dan peran bupati walikota sangat berperan penting ,” terang Menkes Budi.
Budi menuturkan, dalam hal ini pemerintah melibatkan berbagai komponen masyarakat baik dari unsur pemerintah pusat, daerah maupun orghanisasi masyarakat, mitra Kementerian Kesehatan dan media untuk berperan aktif memberikan informasi yang komprehensif dan seluas-luasnya agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang tepat dan benar tentang penyakit tropis terabaikan, sehingga eliminasi dan eradiksi penyakit NTD ini dapat segera dicapai. (HP-002)