HALOPADANG.ID – Pemerintahan Jokowi diminta satu pintu dalam menyampaikan informasi terkait penanganan Corona Covid-19. Jajaran pejabat pembantu Jokowi di Istana yang banyak justru tak membantu kepala negara efektif menyampaikan pesan ke publik.
Pemerhati public health, Roy Suryo mengkritisi adanya saling klarifikasi antar pejabat pembantu Presiden Jokowi di Istana. Terakhir, ia mencontohkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang meluruskan pernyataan Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman soal imbauan mudik di tengah wabah corona.
“Tweeps, Benar khan Satu-persatu Saran saya tempo hari? Setelah TKA (Ilegal) China mulai dipulangkan (meski blm semua), Hari ini @KemensetnegRI mengklarifikasi Ucapan JuBir @fadjroeL,” demikian cuitan Roy dikutip dari akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2, pada Jumat, 3 April 2020.
Dia pun menyinggung Jokowi diibaratkan dikelilingi kurawa yang mempengaruhi pelaksanaan dalam kebijakannya.
“Memang Pak @jokowi ini dikelilingi “Kurawa” (dlm Arti di Pewayangan), shg kebijakan2nya AMBYAR,” tulis Roy.
Dikutip Halopadang.id lewat konfirmasi VIVAnews terkait cuitannya itu, Roy menjelaskan alasan menggunakan istilah kurawa. Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu dalam budaya pewayangan merujuk adanya kelompok antagonis yaitu Kurawa. Tokoh Kurawa dalam cerita adalah musuh bebuyutan dari Pandawa.
Roy mengkritisi banyaknya jumlah pembantu justru malah jadi merepotkan Jokowi. Sebab, selain Jubir, ada 38 menteri dan 12 wakil menteri. Lalu, ada lagi 14 staf khusus yang 7 di antaranya kalangan milenial. Belum lagi deretan anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
“Kurawa jumlahnya 100, ini saya analogikan dengan jumlah pembantu-pembantu Presiden yang sangat banyak tapi karena saking banyaknya jadi unfaedah,” ujar Roy.(HP-002)