Halopadang — Seluruh proses belajar mengajar dialihkan dari sistem tatap muka ke sistem dalam jaringan (daring/online). Pakar menilai pengalihan sistem ini patut dimaksimalkan oleh orang tua untuk memberikan materi seputar pendidikan karakter bagi anak selama wabah Covid-19 melanda.
Hal itu diutarakan Guru Besar Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Sufyarma Marsidin, menyebutkan, selama ini interaksi edukatif antara orang tua dan anak banyak terhalangi keterbatasan waktu, di mana orang tua sibuk bekerja dan anak sibuk belajar. Oleh karenanya, kesempatan belajar dari rumah atau learn from home (LFH) dan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi sebagian pekerja, mesti dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Dengan dua kebijakan itu, interaksi edukatif di rumah akan lebih panjang. Orang tua dapat meningkatkan peranan, di samping mendampingi anak melaksanakan kegiatan belajar online, orang tua juga dapat menjalankan fungsi pendidikan informal, terutama sekali yang berkaitan dengan pendidikan etika, adat, budaya, dan agama,” sebut Sufyarma, Jumat (27/03/2020).
Sufyarma merefleksikan model pembelajaran di rumah tangga. Contoh, saat makan bersama di rumah, orang tua di masa lalu kerap memberikan pengetahuan bersifat informal yang tidak diperoleh anak di lembaga pendidikan formal. “Menghadirkan susana itu kembali di rumah, sama artinya dengan kita menjemput yang tertinggal,” ucapnya.
Ketua DPD Tarbiyah-Perti Sumbar itu juga menilai, pelaksanaan praktik pendidikan seperti demikian sama halnya dengan meningkatkan fungsi keluarga di bidang pendidikan. Sehingga, orang tua dalam hal ini dapat memerankan dua fungsi sekaligus; sebagai motivator dan pengontrol aktivitas pendidikan formal yang berjalan secara daring, serta sebagai pengajar informal yang mengutamakan materi pendidikan karakter.
“Bolehlah jika tidak mengerti matematika, fisika, dan Bahasa Inggris. Untuk soal itu, anak kan bisa bertanya ke sarana guru alternatif seperti google. Tetapi untuk pendidikan karakter, selama ini anak kita di sekolah hanya mendapatkannya dalam tataran kognitif yang penuh teori, sementara untuk praktik, sekolah banyak terkendala keterbatasan sarana belajar,” imbuhnya.
Selain itu, Sufyarma juga menekankan agar orang tua memperkuat anak dengan tiga poin kiat selama wabah corona melanda. Pertama, penguatan secara biologis dan medis. Kedua, penguatan secara psikologis, sehingga suasana belajar di rumah tidak menimbulkan rasa frustasi. Ketiga, penguatan pemahaman spiritual, bahwa wabah ini ditentukan oleh Allah, tetapi manusia diwajibkan berupaya melawan.
“Tapi jangan juga terus-terusan mengajari anak pelajaran tertentu saat mereka di rumah. Beri juga mereka waktu untuk bermain dan mendapatkan hiburan. Ini penting untuk menjaga mereka agar tidak frustasi dengan pembatasan gerak di lingkungan rumah,” sebutnya menutup. (hp/jip)