HALOPADANG.ID–Wali Kota Pariaman, Genius Umar menjadi satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang ikut berdialog dalam Webinar Live Learning Experience “Food Systems Lesson From the Pandemic”, yang diselenggarakan oleh UCLG (United Cities and Local Government) atau Organisasi Pemerintah Daerah di dunia yang diakui oleh PBB.
Acara itu bekerjasama dengan UN HABITAT (United Nations Human Settlements Programme), sebuah badan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk tempat tinggal manusia, dan METROPOLIS (World Association of the Major Metropolises) organisasi internasional terkemuka yang mengumpulkan kota-kota dan wilayah metropolitan, bertempat di Balairung rumah dinas wali kota, Kamis (2/7).
Acara ini dimulai dengan mendengarkan kata sambutan dari Emilia Saiz (Sekretary General of UCLG), Joan Ribo (Mayor of Valencia) dan Octavi de la Varga (Sekretary General of Metropolis) dan selanjutnya pemaparan dari beberapa narasumber tentang food Systems ‘lesson from the pandemic’ (Pelajaran Sistem Pangan Dari Pandemi) yang berasal beberapa negara di dunia.
Adapun narasumber yang ditunjuk oleh UCLG ini adalah Yaku Perez (President of the Region of Azuay), Fatimetou Abdel Malick (President of the Region of Nouakchott), Andrea Magarini (Coordinator of Food Policy of the city of Milan), Rima Mukhmadeshina (Director General of the Department for Food and Social Nutrition of Kazan), Helena Pasquier (Delegate for Ecological Transition of Seine-Saint-Denis), Maite Rodriques (Coordinator of the Latin American and Caribbean Women and Habitat Network. Marcela Villareal (Director of tha FAO Partnerships, Advocacy and Capacity) dan Genius Umar (Mayor of Pariaman City).
Dalam pemaparannya Genius Umar mengatakanm bahwa Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah mengingatkan negara di seluruh dunia tentang adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.
Menurut UU No 18/2012 tentang Pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tecermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
“Setidaknya, ada tiga pilar dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Sebagai pilar pertama, ketersediaan pangan menggambarkan bagaimana suatu sistem pertanian dapat menyediakan kebutuhan pangan masyarakat,” ujar Genius Umar.
ia juga menjelaskan, bahwa produksi pangan di Kota Pariaman, dalam hal ini hampir seluruh masyarakat mengkonsumsi beras, dan kita telah mencapai swasembada beras bahkan surplus dari hasil pertanian yang ada di Kota Pariaman.
“Untuk jumlah konsumsi beras dari petani mencapai 8.921 Ton per kapita per tahun, dimana untuk saat ini total stok beras kita dari Januari sampai Juni mencapai 6.740 ton per kapita per tahun, dimana ini menjadikan surplus beras kita sebesar 2.313 ton per kapita per tahun,” jelasnya.
“Keterbutuhan kami dari hasil Perkebunan, Pertanian dan Perikanan untuk Kota Pariaman, tercukupi, sehingga kebutuhan pangan kita selama pandemi Covid-19, tidak terlalu menjadi penghalang dalam ketersediaan pangan yang ada di Kota Pariaman,” tuturnya menambahkan.
Lulusan S3 IPB ini juga mengatakan dari aspek ketersediaan bahan pangan di konsumen, terjadi banyak perubahan pola karena kebijakan physical distancing. Pola jalur pasokan lebih banyak menuju pasar-pasar modern dan pasar yang berbasis daring. Dari sisi transaksi yang dilakukan konsumen, pandemi membuat perubahan pola transaksi ke arah ke platform digital atau online.
“Dengan berubahnya paradigma kebutuhan konsumen, seharusnya kita dapat memanfaatkan situasi ini untuk selalu berprilaku dengan menerapkan Protokol Kesehatan, sehingga kita selalu dapat beraktifitas selama New Normal ini dengan baik, dan hasil pangan kita juga dapat laku dipasaran,”ucapnya.
Diakhir Webinar Sekretary General of UCLG, Emilia Saiz memberikan apresiasi kepada Wako Pariaman ini, yang menjadi satu-satunya peserta yang berasal dari Indonesia, yang telah berbagi pengalamannya tentang Pelajaran dari sistem pangan selama masa pandemi kepada peserta dari seluruh dunia yang ikut dalam Webinar ini.(R-01/rel)