Polemik Kapan Corona Berakhir, Pakar Sebut Tak Ada Kepastian

ilustrasi virus corona

HALOPADANG.ID — Kapan Corona berakhir? Pertanyaan ini mungkin pernah atau sering terbersit di pikiran kita yang sudah lelah menghadapi pandemi. Hingga hari Jumat (26/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sudah ada 9,2 juta kasus virus Corona COVID-19 yang terkonfirmasi.

Beberapa ahli diketahui sudah berupaya memprediksi kapan Corona berakhir berdasarkan kemungkinan skenario yang berkembang. Salah satu yang jadi pertimbangan adalah proses kapan vaksin COVID-19 yang efektif ditemukan dan bisa dipakai secara global.

Progres vaksin Corona

Uji coba beberapa kandidat vaksin Corona dilaporkan sudah memasuki tahap akhir. Kepala peneliti WHO, Soumya Swaminathan, memprediksi kemungkinan vaksin Corona sudah bisa mulai diproduksi pada akhir tahun 2020.

“Jika kita beruntung, akan ada satu atau dua kandidat (vaksin) yang akan selesai sebelum akhir tahun ini,” kata Swaminathan dalam konferensi pers virtual seperti dikutip dari Fox News.

WHO disebut sedang membuat panduan tentang siapa saja yang pertama berhak mendapatkan vaksin. Menurut Swaminathan, populasi yang harus diprioritaskan adalah para petugas di garis depan, seperti dokter, perawat, dan yang lainnya. Selain itu, vaksin juga harus tersedia untuk orang-orang yang rentan terhadap virus Corona, di antaranya orang lanjut usia dan mereka dengan penyakit penyerta.

Prediksi berjalannya pandemi

Dalam sebuah riset terbaru, ilmuwan University of Minnesota mengungkap tiga model yang memprediksi skenario lanjutan dari pertanyaan kapan Corona berakhir.

Skenario pertama memperkirakan bakal ada serangkaian gelombang kecil, secara berulang terjadi menyusul gelombang pertama. Ilmuwan menyebut skenario ini sebagai ‘Peaks and Valleys’.

Skenario kedua adalah ‘Fall Peak’, yang diklaim sebagai skenario terburuk dan diperkirakan terjadi di belahan bumi utara pada musim gugur yang berlangsung September hingga Desember.

Disebutkan, skenario ini mirip yang terjadi pada wabah flu Spanyol pada 1918 dan 1919. Perkiraan ini didasarkan pada kemungkinan belum adanya vaksin hingga 2012, mudahnya virus menular, dan banyaknya orang terinfeksi tanpa gejala.

Skenario ketiga adalah ‘slow burn’, skenario baru yang diklaim belum pernah teramati pada kasus-kasus pandemi. Gelombang pertama COVID-19 pada skenario ini akan diikuti dengan penularan dan kemunculan kasus tanpa pola yang jelas.

Definisi “berakhir”

Sulit untuk menjawab pertanyaan kapan Corona berakhir dengan tanggal pasti. Peneliti senior dari Southampton University, Michael Head, mengatakan sulit untuk menaruh prediksi karena COVID-19 adalah virus yang benar-benar baru dan dunia belum pernah menghadapi pandemi sebesar seperti saat ini.

“Tingkat globalisasi dan konektivitas masyarakat internasional membuat akhir dari pandemi ini sulit untuk diprediksi dengan pasti,” kata Michael seperti dikutip dari Independent, Jumat (26/6/2020).

Pada kenyataannya COVID-19 sudah menyebar hampir ke seluruh dunia. Ahli mikrobiologi Dr Simon Clarke dari University of Reading mengatakan artinya virus akan tetap ada, bisa terus menghantui populasi manusia bahkan setelah ditemukan vaksinnya.

Ahli sejarah Dr Jeremy Greene dari Johns Hopkins University menyebut jawaban dari pertanyaan kapan Corona berakhir ini kemungkinan ingin dilihat dari sisi sosial. Pandemi dikatakan ‘berakhir’ bukan karena penyakitnya sudah musnah atau hilang, melainkan karena orang-orang sudah bosan dan ingin mencoba hidup berdampingan dengan COVID-19.

“Ketika orang-orang bertanya ‘kapan corona berakhir?’ Yang mereka tanyakan sebetulnya akhir secara sosial,” kata Jeremy.

“Kita sering lihat pada perdebatan terkait pembukaan ekonomi. Banyak pertanyaan tentang ‘akhir’ ini ditentukan bukan dari data medis dan kesehatan masyarakat, melainkan dari proses sosiopolitik,” pungkasnya.(002)

situs toto situs toto barbartoto barbartoto