Sumbar Rancang Rekor MURI Tes PCR Terbanyak

pcr
Ilustrasi swab

HALOPADANG.ID—Sumatera Barat (Sumbar) melalui Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) sedang merancang rekor tes PCR dengan sampel terbanyak di Indonesia. Saat ini pengelola laboratorium tersebut sedang mengumpulkan sampel untuk mencapai rekor itu.

Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand, Andani Eka Putra, mengatakan bahwa rekor itu ialah rekor pemeriksaan sampel terbanyak sehari, yakni 3.000 sampel. Hingga kini rekor tertinggi pemeriksaan sampel dalam tes PCR di Indonesia sebanyak 1.570 sampel, yang dilakukan oleh laboratorium Unand.

“Itu data 30 Mei yang saya dapatkan dari Balitbangkes Kemenkes. Laboratorium selanjutnya yang memeriksa sampel terbanyak adalah Labkesda DKI Jakarta dan Balitbangkes Kemenkes, yakni 1.083 sampel dan 1.064 sampel,” ujarnya, Kamis (4/6).

Menurutnya, pemeriksaan 3.000 sampel sehari itu sangat banyak karena laboratorium di Indonesia saja susah memeriksa 12.000 sampel sehari. Adapun Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand rata-rata memeriksa 803 sampel sehari, sesuai dengan jumlah sampel yang masuk. Padahal, pihaknya mampu memeriksa rata-rata 2.000 sampel sehari.

Untuk memeriksa 3.000 sampel sehari, kata Andani, pihaknya memiliki reagen yang cukup dan tenaga laboratorium yang banyak, yakni 55 orang, dan ditambah dengan dua alat ekstraksi RNA.

Namun, pihaknya memiliki kendala, yakni jumlah sampel yang masuk. Selama ini pihaknya menerima kiriman sampel dari berbagai rumah sakit di Sumbar, yang jumlahnya tak sampai 2.000 sampel sehari. Pihaknya sedang mengumpulkan 3.000 sampel untuk mencapai rekor tes PCR terbanyak itu.

“Jika berhasil memeriksa 3.000 sampel sehari, kami akan mengundang pengelola Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk mencatat rekor tes PCR terbanyak,” kata Andani.

Sejak kali pertama melakukan tes PCR, pihaknya telah memeriksa 23.000 ribu lebih sampel. Dua puluh persen di antaranya merupakan sampel pasien dalam pengawasan, sedangkan 80 persen merupakan sampel orang dalam pemantauan. (hp/adib)