Stres dan Jenuh Masyarakat Salah Satu Alasan Bukittinggi Tak Perpanjang PSBB

psbb
Ilustrasi stres saat pandemi

HALOPADANG.ID–Tingkat stres dan kejenuhan masyarakat menjadi salah satu alasan Pemko Bukittinggi tidak melanjutkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pemda setempat justru mengambil langkah penerapan kenormalan baru atau new normal.

Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengatakan, kunci pada PSBB sebenarnya bukan di tengah kota provinsi tapi ada pada tujuh kabupaten yang ada diperbatasan. Selain itu karena PSBB mengukuti aturan menteri kesehatan, dan sudah 2 bulan lebih masyarakat dibatasi dan mempunyai dampak.

Selain itu menurutnya, Bukittinggi tidak punya klaster penyebaran yang besar. Hal itu terbukti dari sejumlah tracking dan swab yang dilakukan.

“Kata ahli satu orang yang terkena virus bisa memindahkan ke 10 orang dan 10 orang menyebar ke 100 orang itu tidak terjadi di Bukittinggi,”kata Ramlan.

“Hasil evaluasi kami, teryata 80 persen usaha anjlok, masyarakat juga dihantui ketakutan dan tumbuh rasa curiga dan ketidakpercayaan kepada sesama. Seperti diketahui, pendapantan Bukittinggi ada dua yakni pariwisata dan pedagangan, maka kesimpulan hasil rapat Forkopimda sepakat keluar dari PSBB,” ucap Ramlan dalam video conference, pada Rabu (27/5) malam.

Ia menjelaskan, pada Bulan Juli Pemko Bukittinggi bakal membuka sekolah serta tempat pariwisata dan hotel. Namun, semua harus dengan protokol kesehatan yang ketat. (R-01)