Dampak Psikologis Selama Pendemi Corona

psikologis
Ilustrasi psikologis
HALOPADANG.ID–Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang saat ini tengah mewabah di hampir seluruh dunia tidak hanya dapat mengancam kesehatan fisik, namun juga dapat mengancam kesehatan mental. Sebab permasalahan yang kerap ditimbulkan dari orang yang mengidap penyakit fisik adalah mereka memandang penyakitnya secara berlebihan sehingga menganggu psikologisnya.
Menimbang hal demikian Bukittinggi Counseling National Conference (BCNC) menginisiasi seminar online yang bertujuan memberikan wawasan kepada peserta mengenai pendekatan konseling Islam dalam menghadapi dampak psikologis yang ditimbulkan Covid-19. Kegiatan ini akan berlangsung di WhatsApp Group (WAG) pada Kamis (14/5) dengan narasumber, di antaranya, Anggota DPD RI, Emma Yohana, Ketua Jurusan Bimbingan Konseling (BK) IAIN Bukittinggi, Alfi Rahmi, dan Dosen BK UIN Sumatera Utara, Ali Daud Hasibuan.
Kajur Prodi BK IAIN Bukittinggi, Alfi Rahmi menyebutkan kepada Haluan, Senin (10/5). Pada dasarnya manusia terdiri dari dua unsur, yaitu fisik atau jasmani dan psikologis atau rohani. Di dalam kehidupan, kata Alfi, dua unsur tersebut mesti berimbang, sebab keduanya saling berkaitan dan memengaruhi.
“Jika psikologisnya terganggu, otomatis fisiknya juga ikut terganggu, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, untuk dapat menjalani kehidupan dengan baik, manusia mesti sehata secara fisik dan psikologis,” kata Alfi.
Gangguan fisik yang memengaruhi keadaan mental, ungkap Alfi, disebut dengan gangguan psikosomatik. Gangguan fisik seperti ini dapat memengaruhi keadaan emosi seseorang, sebab orang dengan gangguan seperti ini akan memandang penyakit fisik yang dialaminya dengan cara yang berlebihan, sehingga mentalnya juga ikut terganggu.
“Sedangkan untuk gangguan psikologis yang memengaruhi keadaan fisik disebut dengan somatoform. Orang yang mengidap gangguan somatoform ini meyakini bahwa dirinya mengidap sebuah penyakit yang kronis. Maka orang dengan keadaan seperti ini yang harus diobati adalah psikisnya,” sebut Alfi lagi.
Hari ini, kata Alfi, hampir seluruh penjuru dunia sedang diancam oleh Covid-19. Pandemi ini tidak hanya mengancam fisik seseorang, namun juga menyerang kesehatan mental. Tidak hanya dapat menimbulkan rasa takut, efek psikologis yang akan ditimbulkan juga akan lebih serius.
“Hal ini mestinya juga mendapatkan perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak lain, seperti konselor yang seharusnya mengambil peran dalam menanggulangi ancaman tersebut,” kata Alfi lagi.
Menyadari hal demikian, sebut Alfi, mahasiswa program studi BK IAIN Bukittinggi angkatan 2017 menginisiasi seminar online dengan tajuk Pendekatan Konseling Islam Untuk Mencegah Dampak Psikologis Pandemi Covid-19.
“Kegiatan ini menjadi bukti nyata produktifitas mahasiswa BK IAIN Bukittinggi, meskipun dalam masa PSBB. Tentu kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dan dukungan dari dosen BK IAIN Bukittinggi dan Pihak Dekanta, serta juga tidak terlepas dari bimbingan Bapak Ahmad Mahrur Firosad, Nory Natalia dan Zubaidah,” ungkapnya.
Kegiatan ini, kata Alfi, merupakan bentuk peran serta dan kontribusi keluarga besar prodi BK IAIN Bukittinggi dalam menyikapi dan memberikan pencerahan agar mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 dapat terputus.
“Kita khusus menggunakan pendekatan Islam untuk mengintegrasikan keilmuan konseling dengan nilai-nilai keislaman, sesuai dengan visi dan misi Prodi BK IAIN Bukittinggi. Menjelang penyelenggaraan, kita telah mengumpulkan lebih dari 2550 peserta yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum yang tersebar dari hampir seluruh Sumbar dan daerah lain, seperti Aceh, Sulawesi dan Bengkulu,” katanya menutup. (Q-05).