Prof. Diana Kartika: Pendidikan di Tengah Pandemi Corona Harus Adaptif dan Inovatif

diana
Prof. Diana Kartika

HALOPADANG.ID – Profesor Pendidikan Bahasa Jepang pertama di Sumatera yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III dan dosen di Universitas Bung Hatta (UBH), Prof. Diana Kartika menyoroti penerapan sistem pendidikan di Indonesia ditengah pandemi covid-19.

Ditengah kondisi pembelajaran yang dialihkan ke rumah melalui online (daring), Diana mengatakan sistem pendidikan harus lebih adaptif dan inovatif.

“Dalam kondisi seperti sekarang ini, dosen sulit untuk terlalu idealis, karena banyak pertimbangan dan/alasan yang dikemukakan oleh mahasiswa yang harus dipahami oleh dosen. Dunia pendidikan hendaknya terus mengikuti perkembangan zaman yang terus semakin maju. Keterbatasan hendaknya bukan menjadi hambatan karena banyak media yang bisa digunakan untuk mentransfer ilmu. Tentunya eranya “zaman now” sekarang ini mahasiswa dan dosen harus mampu kreatif, adaptif dan inovatif terlebih saat pandemi ini,” ungkap Diana yang juga guru besar ke-27 di LLDIKTI ini.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Sebagai seorang dosen yang juga berperan aktif pada proses pembelajaran berbasis daring saat ini, Diana memaparkan keluhan apa saja yang sering terjadi sewaktu kuliah online.

“Pengeluaran mahasiswa dari segi paket internet jauh lebih besar dari biasanya. Karena perkuliahan yang melalui conference atau video call dengan dosen secara langsung baik itu menggunakan zoom, google meet, google classroom, dan cloudx akan membutuhkan paket data yang lebih besar. Sehingga tidak semua mahasiswa dapat bergabung atau mengikuti kuliah dengan baik, apalagi dalam kondisi corona sekarang ini banyak orang tua mahasiswa yang bekerja sebagai pekerja harian yang tidak mendapatkan penghasilan. Jangankan untuk membeli paket internet, untuk biaya makan sehari-hari saja mereka kesulitan,” jelas Diana.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Disamping itu, Diana menambahkan karena mahasiswa banyak yang berasal dari daerah, salah satu kendala yang dihadapi mahasiswa adalah signal internet yang tidak kuat atau bagus, sehingga tidak efektif untuk mengikuti pembelajaran.

“Pada pelaksanaan kuliah daring, kendala lain yang dirasakan adalah sulit nya mahasiswa untuk konsentrasi dan disiplin dalam mengikuti perkuliahan karena banyaknya gangguan disekitar mereka. Hal itu dikarenakan mereka selama ini terbiasa kuliah yang fokus didalam suatu ruangan kelas untuk mendengarkan secara langsung ketika dosen menjelaskan materi. Pada saat diberi tugas sering tidak tepat waktu dalam mengerjakan dan saat mengirimkan kembali ke dosenpun tdk sesuai jadwal yang diberikan,” katanya.

Namun disisi lain, Diana menyebutkan ada hikmah dibalik pelaksanaan kuliah berbasis daring ini.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

“Dibalik kendala, tidak dipungkiri ada hikmah yang bisa kita ambil. Dalam dunia pendidikan sekarang baik dosen dan mahasiswa jangan gaptek lagi karena pembelajaran online ini semuanya berbasis teknologi dan agar pihak kampus mempersiapkan langkah strategis untuk mengatasi masalah yang dihadapi mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran daring ini,” ungkapnya menutup. (Q-05)