Halopadang.id – Pandemi virus corona atau Covid-19hingga kekinian masih mewabah hampir di seantero Tanah Air. Setiap harinya, baik kasus positif dan kematian akibat Covid-19 terus menunjukan tren yang meningkat.
Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo menilai, baik pemerintah maupun masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan bahaya Covid-19. Dia menekankan, wabah ini bukan hal yang sepele, mengingat mengurai membanjirnya pasien dari hari ke hari adalah hal yang paling utama.
“Salah satu cara yang harus kita aktifkan pertama adalah meningkatkan kesadaran, bahwa ini bukan hal yang main-main. Kita tahu tantangan kita adalah bagaimana mengurangi kemungkinan membanjirnya pasien,” kata Imam di Gedung BNPB, Kamis (23/4/2020).
Merujuk pada kasus Covid-19 di Italia, Imam mencontohkan bagaimana sebuah negara maju kebakaran jenggot saat berhadapan dengan virus corona. Bahkan sistem kesehatan di sana tak berjalan efektif hingga banyak pasien yang menjadi penghuni rumah sakit.
“Seperti melihat peristiwa yang ada di Italia misalnya. Bagaimana negara yang cukup maju tetapi kelabakan di dalam sistem kesehatan mereka, tidak bisa berjalan dengan baik, karena begitu banyaknya pasien yang berduyun-duyun ke rumah sakit,” sambungnya.
Untuk itu, Imam berharap agar hal serupa tak terjadi di Indonesia. Terlebih, wilayah DKI Jakarta sudah sangat kewalahan dengan angka kasus positif tertinggi.
“Maka dari itu jangan sampai terjadi (di Indonesia), apalagi kalau ini terjadi di desa-desa. Di daerah Jakarta sekarang saja sudah kewalahan, apalagi kalau di kabupaten- kabupaten yang tenaga medis nya sangat terbatas,” beber dia.
Imam juga menekankan agar kesadaran solidaritas kepada masyarakat yang terimbas Covid-19 perlu ditingkatkan. Sebab, banyak rakyat yang harus kehilangan pekerjaan akibat virus mematikan asal Wuhan, China tersebut.
“Kedua, solidaritas kepada orang yang terimbas, solidaritas kepada mereka yang kemudian terhenti nafkahnya karena melakukan pembatasan sosial. Itulah yang kemudian harusnya di galang,” jelas Imam.
Lebih lanjut, Imam tak ingin wabah corona melahirkan musibah baru bernama kelaparan. Sebab, carut marut ekonomi sebagai imbas dari Covid-19 akan hantu baru bagi masyarakat Indonesia.
“Jangan sampai musibah ingin menghindar dari corona kemudian mendatangkan musibah baru, yaitu kelaparan. Kita tidak rela negeri ini kelaparan, agar saudara-saudara kita yang kemudian karena ingin menghindar dari virus tetapi kemudian dia terancam oleh kelaparan itu,” tutupnya.(002/Suara)