Suara Misterius Dari Langit Ternyata Telah Terjadi Sejak 1960

(FILES) A picture taken in 1971 shows a nuclear explosion in Mururoa atoll. France said on March 24, 2009 it will compensate 150,000 victims of nuclear testing carried out in the 1960s in French Polynesia and Algeria, after decades of denying its responsibility. An initial sum of 10 million euros (14 million dollars) has been set aside for military and civilian staff as well as local populations who fell ill from radiation exposure, Defence Minister Herve Morin told Le Figaro newspaper. AFP PHOTO FILES / STRINGER (Photo credit should read -/AFP/Getty Images)

Halopadang.id – Warga Jakarta dan sekitarnya dikejutkan oleh suara dentuman misterius dini hari tadi, Sabtu (11/4). Beragam spekulasi pun muncul, bahkan ada yang mengaitkan dengan letusan gunung anak krakatau.

Suara aneh yang muncul dari langit ternyata kerap kali terjadi diberbagai belahan dunia. Beberapa ahli menyebutnya dengan fenomena ‘Hum Worldwide’ atau ‘Hum’. Suara ‘Hum’ kerap terdengar seperti mesin truk yang tanpa henti atau suara gemuruh yang muncul tiba-tiba.

Dilansir dari laman The Conversation, Sabtu (1/4/2020) seorang ahli Geografi, David Deming menjelaskan fenomena Hum pada makalahnya pada 2014. Deming menjelaskan bahwa fenomena Hum terjadi pertama kali pada akhir 1960 di sekitar Bristol, Inggris. Kemudian, fenomena ini kembali muncul di Amerika Serikat pada akhir 1980 di Taos, New Mexico.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Dia kemudian memeriksa banyak hipotesis yang menyebabkan Hum. Banyak yang menunjuk ke jaringan listrik atau menara telepon seluler. Tetapi teori ini tampaknya masih belum meyakinkan untuk menjelaskan fenomena Hum. Pertama ponsel tidak ada pada 1960-an dan frekuensi yang dipancarkan oleh kedua menara sel dan jaringan listrik dapat dengan mudah diblokir oleh selungkup logam.

Deming juga mengamati Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi (HAARP), senyawa militer terisolasi di Alaska yang menggunakan gelombang radio untuk mempelajari luar angkasa dan untuk menguji teknik komunikasi canggih dan fokus favorit para ahli teori konspirasi, yang menuduh fasilitas tindakan mulai dari kontrol pikiran hingga kontrol cuaca. Dia mempelajari kemungkinan emisi otoacoustic, yang merupakan suara alami yang disebabkan oleh getaran sel-sel rambut di telinga.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Deming akhirnya memprediksi bahwa gelombang radio Very Low Frequency (VLF) (antara 3 kHz dan 30 kHz) sebagai biang keladinya. Kekuatan militer dunia menggunakan pemancar darat dan udara besar-besaran pada frekuensi ini untuk berkomunikasi dengan kapal selam yang tenggelam. Gelombang radio pada frekuensi ini dapat menembus hingga inci aluminium yang solid.

Ada beberapa hipotesis lain yang menjawab tentang Hum, yakni berasal dari akumulasi besar dari suara frekuensi rendah dan infrasound yang dihasilkan manusia (suara dengan frekuensi audio di bawah sekitar 20 Hz dan yang dapat dirasakan lebih daripada yang dapat didengar). Ini mencakup semuanya, mulai dari kebisingan jalan raya hingga segala macam kegiatan industri.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Kemudian Hum juga dipercaya merupakan fenomena terestrial atau geologis yang menghasilkan suara frekuensi rendah atau persepsi suara-suara itu. Sebagai contoh, ada sejarah hewan yang terdokumentasi dengan baik yang memprediksi gempa bumi dan mengambil tindakan untuk menyelamatkan diri.

Dari perspektif evolusi, mungkin ada nilai bertahan hidup dengan memiliki anggota populasi yang sangat besar. (002)