Banjir Hantam Pasaman, Puluhan Hektare Sawah Rusak

bencana alam
Banjir, luapan sungai Batang Asik merendam puluhan hektar sawah warga di Lubuk Hijau, Nagari Langung, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman

Puluhan hektar sawah di Jorong Lubuk Hijau, Nagari Langung, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, terancam gagal panen usai dihantam banjir luapan sungai Batang Asik, Minggu (5/4) dini hari.

Petani setempat harus menelan kerugian hingga ratusan juta akibat tanaman padi berusia tua itu hanyut terbawa derasnya arus air. Ketinggian air rata-rata mencapai satu meter, bahkan lebih.

Salah seorang warga setempat, Karni (35) mengatakan, puluhan hektar sawah disapu banjir setelah wilayah itu diguyur hujan lebat sejak semalam. Sungai Batang Sibinail yang mengalami pendangkalan ditengarai menjadi biangnya.

“Luas lahan yang gagal panen mencapai 40 hektare. Kerugian petani sekitar 170 ton jika panen. Jika dirupiahkan, kerugian petani bisa mencapai Rp765 juta,” ujar Karni, Minggu (5/4).

Baca Juga :  Daftar Tunggu Haji di Kabupaten Agam Berlangsung Hingga 18 Tahun

Dikatakan, bahwa rata-rata tanaman padi milik petani di wilayah itu sudah memasuki masa panen. Sebagian petani, kata dia, bahkan sudah berencana memanen padi mereka pada esok hari.

“Namun, akibat musibah ini petani dipastikan tidak bisa lagi memetik hasil panennya. Sudah jelas merugi,” imbuhnya.

Menurut Ketua DPC Partai NasDem Rao Utara itu, kejadian semacam ini bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, pil pahit ini harus ditelan petani akibat areal pertaniannya terendam banjir.

“Setiap musim penghujan dengan intensitas tinggi, Batang Asik yang melintasi kampung kami selalu banjir. Akibatnya, yah sama-sama kita lihat. Lahan pertanian terendam,” katanya.

Ia mengatakan, proyek normalisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pasaman, beberapa waktu lalu di sungai itu ternyata belum mampu mengatasi persoalan banjir yang datang setiap tahun.

Baca Juga :  Daftar Tunggu Haji di Kabupaten Agam Berlangsung Hingga 18 Tahun

Ia pun berharap, pemerintah daerah segera memikirkan opsi lain agar petani setempat tidak lagi terkena dampak dari banjir tersebut.

“Alur sungai yang dilakukan penormalisasian kemarin itu, kini sudah rata dengan sungai. Pemerintah, harus pikirkan cara lain agar sawah petani aman dari bencana banjir,” pungkas Karni. (hp/yud)