PADANG, HALOPADANG–Mengingat pandemi Covid-19 merupakan bentuk bahaya atau hazard yang berpotensi mengancam segala aspek kehidupan masyarakat, seperti sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, dan psikologis. Kondisi kerentanan sosial atau social vulnerability menjadi realitas nyata yang siap menghadang masyarakat, untuk mencegah terjadinya kerentanan sosial di tengah masyarakat itu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand mendirikan Tim Tanggap Darurat COVID-19.
Hal itu diungkapkan Koordinator Tim Tanggap Darurat Covid-19, Aidinil Zetra. Dirinya juga menyatakan pembentukan tim merupakan wujud kepedulian warga FISIP Unand dalam membantu pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi dampak sosial, budaya dan ekonomi wabah virus corona.
“Tujuan dari tim ini adalah untuk ikut serta mengantisipasi perkembangan eskalasi penyebaran Covid-19 dengan berperan aktif dalam melakukan edukasi dan kampanye kepada masyarakat luas tentang bahaya Covid-19 dan cara-cara menghindari penyebarannya,” kata Aidinil kepada Haluan, Jumat (3/4).
Kerentanan sosial menjadikan posisi ketahanan masyarakat atau community resilience mengalami guncangan shock akibat pandemi Covid-19, sambungnya, selain itu, tim juga bertujuan membantu pemerintah daerah dalam menganalisis, kemudian merekomendasikan berbagai kebijakan dalam meningkatkan kesiapan dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons perkembangan Covid-19 di Sumbar.
“Sejak tim berdiri tanggal 23 Maret lalu, empat divisi yang ada telah bekerja keras berjuang bersama melawan dampak penyebaran virus ini. Empat divisi itu telah bekerja secara paralel dan terus berkoordinasi. Selain itu sesuai dengan semangat Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, maka pelibatan mahasiswa FISIP Unand dalam kegiatan ini sedang diusulkan kepada rektor untuk dapat dinilai sebagai kegiatan pengganti KKN, serta Dosen yang terlibat dapat berfungsi sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL),” kata Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan I FISIP Unand.
Kepala Divisi Edukasi dan Kampanye, Emeraldy Chatra Ketua mengatakan Jurusan Ilmu Komunkasi Unand telah menghasilkan karya-karya kreatif, berupa video-video kampanye berdurasi singkat berbasis kearifan lokal Minangkabau. Video yang dihasilkan mampu menjangkau jutaan orang dan telah banyak merubah sikap dan perilaku masyarakat dalam berinteraksi di tengah mewabahnya Covid-19.
“Banyak perantau mengaku setelah menonton video itu mereka membatalkan untuk pulang kampung. Bahkan salah seorang perantau Minang mengaku setelah menonton video imbauan dari Unand mereka membatalkan rencana untuk pulang basamo,” kata Emeraldi kepada Haluan.
Sementara itu, Divisi Analisis dan Rekomendasi Kebijakan yang dikomandoi Rozidateno mengatakan, divisinya bertugas mengidentifikasi dan mempelajari berbagai kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah di berbagai negara dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Selain itu pihaknya juga mengkaji hampir semua kebijakan yang telah diambil Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
“Kami juga mengkaji bagaimana implementasi kebijakan tersebut dengan melihat bagaimanya realitadnya di lapangan dan dampak yang dirasakan masyarakat akibat kebijakan tersebut,” kata dosen Kebijakan Publik dan Administrasi Publik, Unand.
Pihaknya juga mempelajari bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh pemerintah sebagai implementor dan melihat apa yang mereka lakukan, bagamana ketersediaan sumberdaya dalam menjalankan kebijakan baik sumber daya manusia maupun sumber daya finansial.
“Selain itu tim kami terus memantau komitmen, kejujuran dan transparansi kebijakan yang diambil. Serta yang paling penting, kami juga mengamati Struktur Gugus Tugas yang bertugas mengimplementasikan kebijakan, misalnya kesesuaian dengan standard prosedur operasional, kejelasan struktur komando, serta fleksibelitas mereka dalam bekerja,” kata Rozidateno menutup.
Kepala Divisi Analisis Dampak Sosial, Yevita Nurti mengatakan divisi yang ia pimpin bertugas melakukan analisis dan pemetaan berbagai dampak sosial, budaya dan ekonomi akibta pandemi Covid-19. Setelah itu divisinya bertugas merumuskan langkah-langkah strategis penanggulangannya.
“Kami telah menggelar FGD secara online dengan mengundang para akademisi, tokoh media massa, para pelaku usaha, untuk mengidentifikasi berbagai dampak Covid-19 ini. Salah satu hasil FGD adalah merekomendasikan agar pemerintah dan tokoh masyakat seperti Ketua RT dan Kepala Jorong, niniak mamak, alim ulama, cerdik pandai, bundo kanduang dan pemuda harus memberikan perhatian lebih terhadap Covid-19 yang dapat menimbulkan kerentanan sosial,” kata Ketua Jurusan Antropologi Unand itu.
Jika hal ini diabaikan, lanjutnya, masyarakat akan melakukan tiga tindakan, yaitu tindakan apatis, tindakan irasional, dan tindakan kriminal. Sehingga perlu pemantauan dan pengkajian lebih dini dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kerentanan sosial yang kini mulai dihadapi oleh masyarakat kita.
“Untuk itu kajian ini terus dilengkapi dengan berbagai data hasil observasi dan wawancara mendalam secara daring dengan pihak-pihak yang terpapar langsung virus corona ini,” pungkasnya.
Terakhir, Kepala Divisi Keselamatan Warga FISIP, Yunarti, mengatakan pihaknya telah menunjukkan dedikasinya yang tinggi menjangkau orang-orang terdampak langsung dari kebijakan tetap di rumah seperti mahasiswa, kelompok masyarakat yang bekerja di sektor informal serta mereka yang berpendapatan rendah.
“Tim ini melakukan penggalangan dana dan memberikan bantuan bahan makanan serta makanan siap saji, yang diantar langsung ke rumah-rumah, kos-kosan serta asrama mahasiswa,” kata Yunarti. (hp/rga)