PADANG, HALOPADANG — Puncak penyebaran wabah virus corona atau Covid-19 di Sumatera Barat diperkirakan akan terjadi pada 24-27 Mei 2019, atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1441 H atau lebaran. Hal ini lantaran Sumbar diprediksi akan diserbu pemudik yang datang dari daerah-daerah terjangkit saat momen lebaran.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit meminta seluruh pihak untuk semakin meningkatkan kewaspadaan. Khususnya dalam hal pengawasan terhadap para pendatang yang masuk ke Sumbar. Peran aktif dari semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, petugas kesehatan, pamong setempat, hingga masyarakat dalam hal ini sangat diperlukan.
“Kami telah melakukan rapat dengan para pakar terkait penanganan Covid-19 di Sumbar. Nah, dalam rapat tersebut, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) menyampaikan bahwa puncak penyebaran virus corona diperkirakan akan terjadi pada 24-27 Mei mendatang saat lebaran. Untuk itu, berbagai langkah antisipasi harus sudah mulai disiapkan dari sekarang,” kata Nasrul Abit di ruang kerjanya, Kamis (2/4).
Langkah antisipasi tersebut di anttaranya berupa pengetatan pengawasan di daerah perbatasan. Tak hanya jalur darat, namun jalur udara yang masuk melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) juga harus semakin diperketat. Di samping itu, ujar Nasrul, social distancing dan physical distancing juga harus benar-benar diterapkan di tengah-tengah masyarakat.
“Itu satu-satunya cara yang bisa kita lakukan sekarang. Biar bagaimanapun, kami tidak bisa melarang pemudik masuk ke Sumbar. Akan tetapi, kita bisa mengawasi para pemudik yang masuk tersebut, sehingga mereka benar-benar melakukan isolasi mandiri, sesuai aturan yang telah ditetapkan. Untuk itu, dalam hal ini kerja sama berbagai pihak amat diperlukan. Kalau semua pihak melakukan tugasnya dengan baik, maka insya Allah masa puncak Covid-19 tidak akan terjadi di Sumbar,” kata Nasrul.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat, khususnya para pemudik yang pulang ke Sumbar untuk terbuka dengan kondisi kesehatannya. Dan apabila ada pemudik yang tidak terdaftar di perbatasan, ia juga meminta agar segera melapor ke petugas terkait. Transparansi dan keterusterangan, menurutnya adalah kunci penting dalam menghadapi pandemi corona.
“Jika merasa ada gejala, segeralah periksakan diri ke rumah sakit. Jangan malu untuk melapor, jangan malu untuk mengakui kita positif Covid-19. Ini bukan aib, jadi tidak perlu disembunyikan. Justru dengan berterus-terang, kita membantu menekan penyebaran virus corona di Sumbar,” tuturnya.
Guna mengantisipasi kemungkinan terburuk, ia juga meminta setiap kabupaten/kota menyiapkan rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19. Pemprov Sumbar telah menambbah beberapa RS khusus untuk penanganan Covid-19. Namun mengandalkan RS khusus Covid-19 dan RS rujukan saja tentulah tidak cukup.
“Tidak semua pasien Covid-19 bisa langsung ditempatkan ke RS khusus. Harus berjenjang. Untuk itu, pemerintah kabupaten/kota diminta untuk menyiapkan fasilitas kesehatan guna menampung pasien Covid-19 di daerah masing-masing,” kata Nasrul. (hp/dan)