Mengejutkan! Nama Zul Elfian Kembali Mengapung Jelang Pilkada Kota Solok

zul elfian
Wali Kota Solok

SOLOK, HALOPADANG–Peta politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dinilai masih dinamis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi menjelang injury time.  Masyarakat tentunya menilai dari apa yang telah diperbuat oleh nama-nama tokoh yang mengapung.

Kota Solok salah satu daerah yang bakal mengikuti pesta demokrasi tersebut. Di kota dengan penduduk 68602 jiwa (BPS 2017) itu, nama yang kembali mendengung di tengah mayarakat adalah Zul Elfian. Menjabat sebagai wali kota saat ini, tentunya nama yang masih akrab di telinga masyarakat kota serambi madinah.

Buya biasa ia dipangil, adalah sebutan bagi tokoh yang dinilai agamais oleh masyarakat Minangkabau. Meski begitu, penilaian sosok Zul Elfian tidak lepas dari yang telah dilakukannya untuk Kota Solok.

“Saya pribadi tak kenal langsung dengan beliau. Tapi apa yang telah dilalukannya membuat saya mengenal sosok beliau. Kota ini dulu hanya persinggahan karena di lintas sumatera barat. Tapi kini silakan dirasakan, kota kecil ini menggeliat bak remaja yang bersemangat bangkit. Perekonomian pedagang kecil seperti saya, merasakan kotanya aman dan damai,” ujar Ujang pedagang gorengan di kawasan Pandan, Kota Solok.

Tokoh muda Kota Solok, Diki Asnur, mengatakan, muncul nama Zul Elfian di tengah masyarakat sedikit mengejutkan, karena baru muncul mendekati puncak bulan-bulan politik.

“Ini surprise ya, itu itikad baik beliau menurut saya untuk maju apalagi dengan niat memajukan kota solok ke depan dari berbagai bidang. Saya melihat dengan tokoh-tokoh yang ada sekarang punya harapan. Tentu harus memiliki jam terbang dan pengalaman memimpin kota solok, saya melihat kota solok ini mau  dibawa kemana,” ujar Diki yang juga menjabat sebagai Ketua Remaja Masjid Kota Solok.

Dijelaskannya, maju sosok Zul Elfian diyakini sudah diketahui oleh masyarakat umum, terutama tentang arah Kota Solok di bawah kepemimpinannya.

Terlepas dari benar atau tidaknya Zul Elfian maju di Kota Solok, menurut Diki, jauh sebelum itu yakni tentang isu majunya Zul Elfian di Kabupaten Solok atau Provinsi Sumbar (Wagub), bisa dikatakan bentuk apresiasi.

“Ini apresiasi sebenarnya, ada Wali Kota Solok hendak dipinang orang, ya politik ini kan dinamis, tidak hanya modal pengalaman. Kemudian popularitas dan elektabilitas. Dan di Kota Solok popularitas dan elektabilitas beliau tidak diragukan, artinya cukup bagus. Apalagi beliau membawa Solok menjadi serambi madinah cukup berhasil, meskipun ada catatan yang perlu dievaluasi,”katanya.

Lebih lanjut disampaikannya, indikator penting yang mendukung pemimpin di Kota Solok adalah punya jaringan ke pusat. Karena bagaimana pun menurutnya Solok dan Sumatera Barat umumnya bergantung sumber daya alam dan pajak.  Sementara APBD tidak cukup kuat.

“Jadi saya rasa komunikasi dengan pemerintah pusat adalah posisi penting kepada daerah Kota Solok, komunikasi itu ya bisa jadi karena memang ada prestasi daerah karena memang bisa membangun dengan kementrian. Mungkin ini yang selama ini belum tergambar oleh nama –nama lain yang sudah mengapung duluan.Dan di sini kelebihan Pak Zul Elfian dari yang lain. Saya rasa ini harus dimiliki oleh kepada daerah lain,” ujar Diki.

Hal lain yang dilihat menurut Diki adalah berjalannya program serambi madinah dan infrastruktur. Dan yang perlu diapresiasi adalah pembangunan-pembangunan masjid di kelurahan yang ada.

“Bahkan tahun ini ada dua masjid yang dibangun. Kita lihat tak ada masjid di Kota Solok ini yang tidak bagus. Lalu kegiatan kepemudaan Islam itu cukup banyak dilakukan pemerintah daerah baik bidang kersa, disporanya. Ini menjadi penunjang program serambi madinah.

Tak Melanggar Aturan

Terkait isu tentang janji politik Zul Elfian yang menyatakan hanya menjabat satu periode di Kota Solok, menurut Diki, komunikasi tersebut berbanding lurus dengan prestasi yang dibangun dan meyakinkan masyarakat dengan apa yang telah dilakukan.

“Kalau apa yag dibangun dianggap bagus itu diserahkan ke masyarakat, apakah diterima oleh masyarakat. Namun, janji politik bagi lawan politiknya mungkin bisa jadi tanda tanya,” ucap Diki.

Menurutnya, semua itu bukan soal janji politik tapi apa yang dibuat selama ini sudah terealisisasi atau belum. Kalau dianggap berhasil oleh masyarakat tak masalah apalagi diminta untuk maju sekali lagi.

“Saya rasa di Indonesia pun tak ada tokoh politik yang tak punya janji politik. Dan itu dalam proses pilkada dulu itu dinilai sebagai bentuk keseriusan beliau maju. Kalau ternyata nanti maju tergantung membahasakannya, kalau saya melihat itu sah,” tutur Diki.

Sementara Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solok, Arsaf Danil, menyampaikan, KPU tidak mempermasalahkan hal itu sepanjang aturannya tidak dilanggar.

“Dari KPU, sepanjang ia tidak dua periode masih bisa, ya aturannya itu. Kalau dua periode tidak boleh, siapa saja. Karena KPU sifatnya umum bukan ke person artinya aturan itu semua yang ingin maju itu harus ada syarat calon dan pencalonan.  Syarat calon itu ada beberapa poin poin ke pribadi misalnya umur paling kurang 25 tahun sepeti itu, dari pengadilan. Kalau syarat pencalonan seperti dengan parpol, contoh di kota solok harus ada 4 kursi, yang ada di dprd Kota Solok. Di Kota Solok kan ada 20 kursi, jadi dia kan 20 persen jadi 4 kursi jadi semacam itu,” tutur Arsaf Danil.

Dikatakannya, selagi syarat tersebut dipenuhi dan ia mendaftar itu diperbolehkan untuk maju di Pilkada.

“Yang penting syarat itu dipenuhi, kemudian ia mendaftar di KPU itu ia bisa maju,” kata Arsaf Danil.

Sosok Pemimpin

Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Solok, Rusli Khatib Sulaiman, menyampaikan, Kota Solok kini dikenal sebagai kota yang berbudaya, dan menjadi salah satu ciri kotanya.

“Pemimpinnya penyantun rakyatnya bersatu, alamnya elok, buminya tenang, padinya jadi (panen), rakyat sentosa  dan teranak berkembang biak, ini ciri kota serambi madinah, nagarinya aman,”ucap Rusli.

Iamenjelaskan, ciri seorang pemimpin di dalam adat adalah kejujuran, amanah dan mau mengorbankan diri untuk kepentingan bersama.

“Jangan diatur oleh kepentingan lain, kini demokrasi sudah sangat mahal. Jadi diharapakan kepemimpinan yang murni milik rakyat,” ujar Rusli.

Dukungan Kaum Muda

Dukungan terkait dengan munculnya nama Zul Elfian di Pilkada Kota Solok mendapat dukungan dari kaum muda.

Salah seorang kaum muda, Aredhea Framusda menyampaikan, ia mengaku siap mendukung dan merapat dengan kalangan muda lainnya.

“Kami dengan teman-teman lainnya siap merapat baik itu konteksnya beliau maju di Provinsi atau di Kota Solok,”ucapnya.(hp/rsa)