Protokol Kesehatan Baru: Hindari Kerumunan di Ruang Tertutup

Ilustrasi bekerja di ruang tertutup

HALOPADANG.ID — Virus corona penyebab COVID-19 kini dapat menyebar di udara melalui mikrodroplets. Fakta ini cukup berbahaya jika seseorang berada di ruang tertutup. Oleh karena itu, pemerintah menambah satu protokol kesehatan pencegahan virus corona, yakni menghindari kerumunan di ruang tertutup.

Penambahan protokol kesehatan ini disampaikan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy. Muhadjir meminta masyarakat jangan berlama-lama di ruang tertutup, khususnya di ruang tanpa ventilasi yang baik.
“WHO sudah mengakui, merekomendasi kemungkinan aerosol penularan partikel kecil yang beterbangan. Karena itu sekarang tambahan dari protokol kesehatan kita adalah hindari kerumunan di ruang tertutup yang ventilasinya tidak cukup baik dan tak boleh berlama-lama di ruang tertutup,” ujar Muhadjir usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Senin (13/7).

Selain itu, Muhadjir mengimbau jumlah peserta pertemuan di ruang tertutup dibatasi, termasuk khotbah salat Jumat juga dipersingkat.

“Saya imbau pertemuan dibatasi terutama yang tertutup jangan sampai konsentrasi mikrodroplets itu tidak bisa segera keluar dari ruangan. termasuk khotbah Jumat dan lain supaya dipersingkat termasuk bacaan-bacaan yang biasanya panjang diperpendek, terang Muhadjir.

Muhadjir lantas menjelaskan bahaya mikrodroplets yang berisi virus corona. Menurutnya, bentuk droplets yang berukuran kecil ini mampu mengapung di udara, sehingga dikhawatirkan dapat terhirup manusia.

“Jadi kemungkinan besar penularan yang sudah disebut yaitu melalui mikrodroplets adalah partikel-partikel kecil saat ngomong keluar apa pun, kalau droplets segera turun tapi ini mengapung dan ini berbahaya apalagi di ruang tertutup, apalagi ber-AC,” jelas Muhadjir.

Baca Juga :  Pelaksanaan UTBK-SNBT di UNP, Puluhan Petugas Disebar untuk Layanan Keamanan

Oleh karena itu, ia meminta segala aktivitas di ruang tertutup dipercepat dan tetap wajib mengenakan masker.
“Berdasarkan penelitian dari Jepang paling minimal kemampuan mengapung sekitar 20 menit. Misalnya penceramah dia positif, dia ngomong 1 jam di dalam ruang tertutup bayangkan berapa juta miliar COVID-19 beterbangan dan semua orang kalau enggak pakai masker dan menghisap,” pungkasnya.