Gagal Bisnis Pertambangan, Bayu Sukses Budidaya Ikan Lele

bayu
Wali Kota Pariaman, Genius Umar meninjau budidaya ikan lele di Desa Cubadak Air Utara, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman. Area lampiran

HALOPADANG.ID–Gagal mengelola usaha pertambangan batu bintang atau slide remover stone yang jadi salah satu bahan pembuatan pasir besi. Bayu Justru berhasil dengan budidaya lele dan membuat pakan sendiri.

Bayu adalah warga Desa Cubadak Air Utara, Kecamatan Pariaman Utara. Ia awalnya budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam bundar trapal ini mulanya di kelola secara swadaya hingga akhirnya mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Pariaman melalui Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (PPP) Kota Pariaman berupa kolam fiber. Dinas PPP Kota Pariaman juga menghibahkan satu unit mesin pembuat pakan ikan (pelet).

Wali Kota Pariaman Genius Umar mengapresiasi langkah berani Bayu dalam memulai usaha budidaya ikan lele ini. Karena tidak banyak yang mau budidaya ikan lele ini dikarenakan sulitnya pakan ikan tersebut. Diharapkan dengan adanya bantuan mesin pengolah pelet tersebut, dia bisa mengembangkan usahanya dan pakan ikan tersebut juga bisa di pasarkan.

“Pemerintah daerah akan terus mendukung setiap warga yang produktif seperti Bayu ini. Dibutuhkan mental yang berani mengambil resiko untung dan rugi dalam berwirausaha,” kata Genius Umar saat meni jau lokasi budidaya lele milik Bayu.

Selain itu, diharapkan juga keberadaan budidaya dan parbik pakan ikan ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang baru di desa tersebut, sehingga dapat memperbaiki perekonomian masyarakat.

Sementara itu, Bayu selaku pengelola budidaya ikan lele menceritakan, latar belakang ia menggeluti usahanya tersebut dimulai dari kegagalannya mengelola usaha pertambangan batu bintang atau slide remover stone.

“Sebelum ini, saya pernah mencoba usaha pertambangan tapi gagal, hingga pernah di tawari kerjasama dengan perusahaan jepang dan PT Growth Asia Medan sebuah perusahaan tambang terbesar di Indonesia. Kerjasama tersebut akhirnya gagal dikarenakan pasarnya tidak cocok di Kota Pariaman dan mesin pengolah tambang yang ada juga tidak mampu memenuhi permintaan perusahaan tersebut,” kata Bayu.

Berawal dari kegagalan tersebut, lanjut Bayu, ia mencoba mengubah strategi usaha lainnya yaitu budidaya ikan lele dengan modal awal sebanyak 16000 ekor bibit ikan dari UPR Perikanan Kota Pariaman yang dibeli secara swadaya.

Bayu menjelaskan bahwa, sebetulnya budidaya lele dan pelet ikan yang ia kelola tersebut sudah lama diwacanakan, akan tetapi sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

“Alhamdulillah, usaha ini juga turut dibantu oleh pemerintah dengan hibah satu unit mesin pembuat pakan ikan. Mesin ini ditargetkan bisa memproduksi pakan ikan sebanyak 200 kilogram perjam nya atau sampai 1 ton perharinya,” katanya.

Diharapkan ini cukup bagi konsumsi ikan kami bahkan mungkin untuk dipasarkan ke Pokdakan (Kelompok Pembudidaya Ikan Kecil) yang ada di Kota Pariaman nantinya.

Bayu juga mengatakan bahwa, banyak faktor pendukung yang membuat ia bersemangat untuk mengelola usaha ini, salah satunya bantuan dari Dinas PPP Kota Pariaman ini.

Saya berharap adanya pembinaan mulai dari pembenihan, pembesaran sampai ke pengasapan menjadi terintegritas antara pemerintah dengan pengelola budidaya ikan yang ada. Diharapkan juga usahanya ini semakin berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap masyarakat salah satunya dengan menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda di desanya dan masyarakat Kota Pariaman khususnya.(W-01)

situs toto situs toto barbartoto barbartoto