HALOPADANG.ID–Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat khususnya warga Jawa Timur agar tidak mudik untuk merayakan Idulfitri 1441 H pada masa pandemi corona. Sebab, aktivitas mudik berpotensi menularkan virus corona jenis baru kepada keluarga di kampung halaman.
Khofifah, melalui video telekonferensi yang disiarkan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta pada Sabtu (23/5) mengatakan, seseorang yang berasal dari daerah episentrum COVID-19 dan melakukan perjalanan ke suatu daerah, maka dia adalah orang yang termasuk dalam kategori Orang Dengan Risiko (ODR).
“Nah, kapan orang dengan resiko ini kemudian kembali ke kampung atau mudik, maka potensial menyebarkan, menularkan siapa saja yang akan kita temui, kalau misalnya ternyata kita adalah OTG, Orang Tanpa Gejala,” kata Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Menteri Sosial itu juga mengungkapkan bahwa Orang Tanpa Gejala (OTD) yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Jawa Timur dalam beberapa hari terakhir mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Mereka yang dinyatakan terinfeksi virus melalui serangkaian tes ini adalah orang yang memang tidak menunjukkan gejala COVID-19 pada umumnya seperti flu, batuk, demam, sesak nafas dan lainnya.
“Contoh di Jawa Timur, semula 21%, naik 26%, dua hari belakangan, sudah 34,2%. Artinya, yang kita tidak ada gejala flu, pilek, sesak nafas apalagi, demam juga tidak, tapi ternyata dia carrier,” jelas Khofifah.
Oleh sebab itu, Khofifah menganjurkan agar warga dapat bersabar dan mengurungkan niat untuk mudik. Dia memahami bahwa momentum Idulfitri memang lekat dengan silaturahmi dengan keluarga di kampung halaman, akan tetapi selama pandemi COVID-19, maka hal itu dapat diganti dengan memanfaatkan teknologi.
“Kita jaga diri kita, kita jaga keluarga kita, kita jaga kerabat kita, karena biasanya yang mudik pasti sudah rindu kampung halaman. Hari pertama, hari kedua, biasanya keliling kampung, ingin silaturahim,” kata Khofifah.
“Hari ini, silaturahim kita lakukan secara online. Hari ini, halal bihalal kita lakukan secara online,” imbuhnya.
Sebagai informasi, menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 pada hari ini Sabtu (23/5) ada sebanyak 949 orang sehingga jumlah totalnya sebanyak 21.745. Dalam hal ini Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah penyumbang angka penambahan terbanyak, yakni 466 sehingga total kasus menjadi 3.595 orang.
Sebelumnya, pada Kamis (21/5) Gugus Tugas mencatat data tertinggi penambahan kasus hingga mencapai 973 orang, dalam kurun waktu hampir tiga bulan sejak diumumkan kasus pertama COVID-19 di Indonesia, yang mana Provinsi Jawa Timur menyumbang angka peningkatan terbanyak yakni 502 orang.(R-01/rel)