HALOPADANG.ID–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) melobi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk diberi bantuan dana guna membeli alat ekstraksi RNA seharga kurang lebih Rp3 miliar. Alat ekstraksi RNA digunakan dalam tes PCR untuk mendeteksi adanya virus, termasuk virus korona 2019, pada manusia.
Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand), Andani Eka Putra, mengatakan bahwa BNPB menyerahkan teknis pengadaan alat itu kepada Pemprov Sumbar, apakah lewat Pemprov Sumbar atau Unand. Yang jelas, Pemprov Sumbar mengusulkan kepada BNPB agar diizinkan mengadakan alat tersebut. Jika dibolehkan, BNPB kemudian mentransfer dana.
“Sudah saya konfirmasi kepada Pak Gubernur. Kata Pak Gubernur pengadaannya lewat Unand saja,” ujarnya baru-baru ini.
Andani menjelaskan bahwa alak ekstraksi RNA itu bukan untuk mengetahui secara langsung ada atau tidaknya virus dalam sampel swab, melainkan untuk mempercepat ekstraksi RNA. Selama ini pihaknya melakukan ekstraksi RNA secara manual sehingga menghabiskan banyak waktu.
“Dengan ekstraksi RNA secara manual, biasanya kami sanggup memeriksa 360 sampel sehari dengan kerja yang dipaksakan. Separah-parahnya bekerja, kami bisa memeriksa 480 sampel sehari,” tuturnya.
Jika ekstraksi RNA dibantu oleh alat, kata Andani, pihaknya bisa melakukan 190 sampel per dua jam. Dalam sehari pihaknya akan menggunakan alat itu delapan jam. Dengan begitu, 760 sampel bisa dites sehari dengan bantuan alat tersebut.
“Ditambah dengan tes manual, kami bisa memeriksa 1.200 sampai 1.500 sampel sehari,” ucapnya.
Jika seribu lebih sampel bisa dites sehari, menurut Andani, peluang Sumbar untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 makin besar sehingga masalah Covid-19 di Sumbar makin cepat selesai.
Sejah ini, kata Andani, laboratoriumnya menerima 600 sampel sehari dari berbagai kabupaten dan kota di Sumbar. Sampel yang paling banyak masuk dari Padang, yakni 10 hingga 15 sampel, sedangkan jumlah sampel yang dikirim daerah lain rata-rata sama.
Jika sampel yang masuk hanya 600 sampel, bagaimana menguji seribu lebih sampel sehari? Andani menjelaskan bahwa jika alat ekstraksi RNA sudah datang, pihaknya akan mendorong dinas kesehatan di tiap provinsi untuk lebih gencar melacak orang yang dicurigai terinfeksi Covid-19 maupun orang berkontak dengan pasien Covid-19.
“Selama ini pelacakan masih ditahan-tahan. Kalau alat sudah datang, pelacakan dilakukan habis-habisan, misalnya mengambil sampel dari seribu pedagang di Pasar Raya Padang,” ujarnya.
Untuk menguji banyak sampel, kata Andani, kini pihaknya memiliki reagen untuk menguju sepuluh ribu sampel. Dengan begitu, ia menyatakan siap memeriksa semua sampel orang dalam pemantauan di Sumbar.(hp/adib)