HALOPADANG.ID–Penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat memberikan dampak yang sangat besar terhadap dunia usaha, terkhusus bagi para pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, dalam dua bulan terakhir, setidaknya ada 400.000 lebih unit UMKM merugi, bahkan tak sedikit pula yang gulung tikar.
“Saat ini total UMKM di Sumbar ada sekitar 593.000 unit. Sebanyak 80 persennya, atau sekitar 400.000 unit lebih, sudah terdampak penyebaran Covid-19. Rata-rata sudah gulung tikar. Memang masih ada juga yang bertahan, tapi sudah mengap-mengapan,” ujar Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar, Zirma Yusri, Rabu (6/5).
Zirma mengungkapkan bahwa UMKM yang terdampak Covid-19 hampir merata di semua sektor. Tak hanya mereka yang mengandalkan pemasukan dari sektor pariwisata, seperti pengrajin dan penjual oleh-oleh, namun UMKM yang menjual kebutuhan pokok pun ikut terdampak.
“Jangankan bicara soal keuntungan, untuk modal saja sudah tidak ada. Seperti itulah keadaan UMKM kita saat ini,” katanya.
Untuk menyambung hidup, para pelaku UMKM saat ini hanya bisa berharap dari bantuan Jaring Pengamanan Sosial (JPS) yang digelontorkan pemeintah. Namun Zirma mengakui bahwa sayangnya tidak semua pelaku UMKM yang terdata sebagai penerima JPS.
Oleh karena itu, satu-satunya harapan saat ini adalah stimulus bagi dunia usaha untuk kembali bangkit. “Kami tentunya berharap akan ada stimulus dari pemerintah pusat untuk para pelaku UMKM. Tapi itu nanti, setelah pandemi Covid-19 berakhir. Kalau sekarang kan tidak mungkin. Percuma juga diberi stimulus. Toh, memang dunia usaha itu betul yang tidak jalan. Sekarang fokusnya adalah bagaimana para pelaku UMKM bisa makan,” katanya. (Q-04)