HALOPADANG.ID- Mahasiswa asal Sumatera Barat (Sumbar) yang belajar di Mesir mulai mengeluhkan kekurangan stok makanan karena penerapan partial lockdown atau karantina wilayah secara parsial sejak 15 Maret 2020. Bahkan ada ratusan mahasiswa (Sumbar) yang tidak bisa keluar dari negara tersebut.
Seperti yang dilansir dari Kompas.com, tercatat ada 320 mahasiswa Sumbar yang tergabung dalam Kesepakatan Mahasiswa Mesir (KMM).
“Kami kekurangan bekal akibat lockdown akibat wabah Covid-19 yang diberlakukan Mesir sejak 15 Maret lalu,” kata Ketua KMM Abdan Syukri, Selasa (14/4) malam.
Abdan mengatakan, Pemerintah Mesir melarang orang keluar rumah dari pukul 20.00 sampai 06.00 waktu setempat.
Akibatnya, mahasiswa yang bekerja sambil kuliah tak bisa bekerja sehingga kekurangan bekal.
Sebanyak 75 orang anggota KMM di antaranya kuliah sambil bekerja dan tak mendapatkan kiriman dari orang tua.
Ada juga di antara mereka yang mendapatkan kiriman, tetapi tak cukup sehingga harus bekerja. Karena itu, karantina wilayah memberatkan mereka.
“Apalagi Pemerintah Mesir menerapkan denda Rp 4 juta jika melanggar aturan karantina,” jelas Abdan.
Menurut Abdan, mahasiswa yang kekurangan bekal dan kiriman itu mengharapkan bantuan dari pemerintah daerah ataupun lembaga di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.
“Seandainya lockdown terus berlanjut, harga bahan pokok akan naik. Kini harga bahan pokok belum naik signifikan,” jelas Abdan.
Abdan menginformasikan bahwa mahasiswa Minang di Mesir tidak bisa pulang karena masih kuliah (daring/online) dan akan ujian akhir semester (daring) pada 31 Mei.
Kemudian, karena trafik peningkatan kasus di Indonesia jauh lebih tinggi daripada Mesir sehingga ditakutkan tertular Covid-19.
“Selain itu, bandara ditutup sejak 15 Maret. Kita tidak bisa pulang,” jelas Abdan.
Menurut Abdan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Mesir bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir telah mendata jumlah mahasiswa Indonesia di Mesir.
KBRI juga telah membagikan 210 paket sembako untuk mahasiswa Indonesia. Dari data KMM, tercatat 90 persen merupakan mahasiswa S1, 7 persen mahasiswa S2, dan 3 persen mahasiswa S3.
Hampir semuanya kuliah di Universitas Al-Azhar, dan ada 10 orang di Universitas Zamalik.(R-01/KOM)