HALOPADANG.ID – Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra H Andre Rosiade menjadi salah satu narasumber dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk “Jokowi di Simpang Jalan”, Sabtu (22/7) yang ditayangkan melalui Youtube Indonesia Lawyers Club. Andre menceritakan bagaimana perkembangan politik terakhir, utamanya dua peristiwa besar yang terjadi selama sepekan terakhir.
Host ILC Karni Ilyas menyebut, saat giliran Andre Rosiade, dia meminta Andre menjelaskan satu hal. “Sekarang giliran politisi partai Gerindra Andre Rosiade. Sebelum mulai, saya mau tanya dulu. Anda hadir ketika kedatangan Budiman Sudjadmiko ke rumah Prabowo. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Karni Ilyas dalam acara yang dihadiri sejumlah politisi, pakar dan juga peneliti lembaga survei itu.
Andre menyebut, ada dua peristiwa besar yang terjadi selama sepekan terakhir. Pertama Budiman Sudjatmiko datang ke Kertanegara, kediaman Ketum Gerindra Prabowo Subianto. “Kalau di dunia pertwitteran itu seperti transfer Luis Figo ke Real Madrid pada tahun 2000 lalu. Atau andai Marcus Rashford pindah dari Manchester United ke Manchester City. Kalau di Indonesia, Ismet Sofyan dari Persija ke Persib. Gempar,” kata Anggota DPR RI asal Sumbar ini.
Jadi yang terjadi adalah, kata Andre, Budiman datang sekadar bersilaturahim dengan Prabowo. Sebagai tokoh bangsa, Prabowo tentu menerima dengan terbuka siapapun anak bangsa yang bersilaturahim dengannya. Karena Prabowo tentu terbuka dengan tokoh bangsa demi persatuan bangsa.
“Bertemu dan bersilaturahim saja. Kami semua mendengarkan pernyataan Budiman yang menyampaikan Indonesia ini kapal besar yang perlu dikayuh oleh orang yang paham geopolitik, strategi dan sejarah. Beliau melihat pak Prabowo adalah tokoh terbaik. Harusnya menjadi Presiden Indonesia 2024. Karena sekali lagi Indonesia kapal besar, bukan panggung entertainment,” kata anggota Komisi VI DPR RI itu.
Jadi, sebut Andre, Indonesia butuh pemimpin original, bukan pemimpin plastik. “Intinya itu, silaturahim itu ternyata kalau istilah sepakbola, ini mengagetkan para pakar. Sama seperti hari ini, kami kami juga bersilaturahim dan berkunjung ke DPP Partai Demokrat. Sahabatnya koalisi perubahan. Jadi, kita tidak membujuk, kami menghormati Demokrat, Demokrat juga menghormati Gerindra yang telah komit dengan PKB. Saling menghormati, bangun tradisi baru,” kata Andre.
Andre menyebutkan, semua boleh berbeda pilihan, berbeda koalisi, berbeda calon, tapi harus menjaga kebersamaan sebagai anak bangsa. “Kita harus jaga persatuan. Pak Prabowo punya kajian, yang membuat Indonesia bisa menjadi negara maju, elitnya harus bersatu. Pak Prabowo menjaga persatuan. Meskipun kita berbeda-beda pilihan. Inilah yang kita lakukan,” kata Andre yang juga ketua harian DPP Ikatan Keluarga Minang (IKM) ini.
Andre membantah jika Presiden Jokowi disebut sedang berada di persimpangan jalan. Dia meyakini, Jokowi berada di jalan yang benar. “Saya pulang dari Solo Senin lalu, saya dari turun mobil langsung tukang parkir menyapa, ‘bang Andre.’ Dari tukang parkir, pelayan sampai pengunjung di rumah makan di Solo itu mendukung pak Prabowo. Karena pak Jokowi juga dukung. Ini akar rumput warga Solo yang bilang,” katanya.
Andre menyebut, saat ini faktanya di lapangan memang seperti itu. Prabowo terus dicintai dan diinginkan menjadi Presiden oleh rakyat. “Presiden telah memberikan contoh yang baik. Beda pendapat dengan Ketum NasDem pak Surya Paloh, tapi silaturahim terjaga. Bahkan pak Prabowo ingin bertemu Ketum PDIP bu Megawati untuk silaturahmi. Kita harus menjaga bangsa ini,” katanya. (HP-003)