HALOPADANG.ID — Harga emas bergerak di zona merah pada awal perdagangan hari ini, Senin (14/6/2021). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas berjangka kontrak Agustus 2021 di divisi Comex New York Mercantile Exchange terpantau melemah 7,4 poin atau 0,39 persen ke level US$1.872,2 per troy ounce pada pukul 08.04 WIB.
Sementara itu, harga emas di pasar spot melemah 10,44 poin atau 0,56 persen ke level US$1.867,09 per troy ounce. Sejalan degnan harga emas, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama lainya terpantau menguat 0,008 poin atau 0,1 persen ke level 90,563 pada pukul 08.10 WIB.
Dilansir dari Kitco News, harga emas gagal mempertahankan level US$1.900 pekan lalu. Sejumlah analis memoperkirakan harga akan tertap berfluktuasi sampai level US$1.950 per ons tercapai, baru kemudian pembeli datang untuk membawa emas ke level US$2.000.
Kepala strategi global TD Securities Bart Melek mengatakan emas menjadi korban aksi ambil untung pada hari Jumat karena dolar AS dan imbal hasil Treasury AS naik lebih tinggi. “Dolar AS bergerak naik, imbal hasil Treasury AS bergerak sedikit. Emas melihat berkorelasi secara spontan. Hal tersebut tampaknya telah mendorong beberapa orang untuk mengambil keuntungan,” ungkap Melek, dikutip dari Kitco, Senin (14/6/2021).
Pelemahan akhir pekan lalu telah membuat banyak pakar industri lengah, terutama setelah melihat tingkat inflasi tahunan pada level tertinggi sejak 2008. Namun analis masih memandang inflasi year-on-year (yoy) 5 persen pada Mei hanya bersifat sementara.
“Federal Reserve tidak akan terguncang oleh inflasi. Sebagian besar lonjakan disebabkan oleh efek dasar. April dan Mei tahun lalu adalah bulan-bulan Covid-19 terburuk. Jadi, saat ini, kami membandingkan level yoy dari periode rendah itu,” jelas Melek di bisnis.com. (HP-001)