HALOPADANG.ID–Hasil test swab tahap pertama terhadap 348 orang tenaga pendidik SLTP dan SLTA se Kota Sawahlunto dinyatakan negatif Covid-19 oleh Labor Fakultas Kedokteran Unand yang dipimpin oleh Dokter Andani. Hal ini diungkap oleh Deri Asta Wali Kota Sawahlunto.
Hasil tes yang menggembirakan tersebut, menjadi salah satu indikator dibolehkannya proses belajar tatap muka berlangsung di sekolah-sekolah.
Sawahlunto adalah satu-satunya daerah di Sumatera Barat yang melakukan test swab terhadap guru-guru sebelum proses belajar tahun ajaran baru di sekolah dimulai. Ini merupakan komitmen keseriusan pemerintah kota melindungi pelajar dari bahaya Covid-19.
Pemko merencanakan akan melakukan test swab tahap 2 dengan target 150 orang lagi, diprioritaskan bagi guru-guru yang berulang dari luar daerah, guru yang belum di swab, juga ditujukan bagi tenaga tata usaha sekolah dan tenaga-tenaga yang melakukan kontak rutin dengan sekolah. test swab tahap 2 akan diadakan pada Kamis 16 Juli 2020 di OMTC.
Deri Asta mengatakan, test swab massal yang dilakukan Sawahlunto telah mencapai 2000 sampel, yang didukung oleh Fakultas Unand dan Pemerintah Provinsi, sehingga pembiayaan yang dikeluarkan oleh Pemko tidak besar.
Ditambahkan Yasril Kepala Dinas Kesehatan Sawahlunto, dalam penanganan Covid-19 Pemko Sawahlunto sangat serius, namun tetap memperhatikan efisiensi keuangan Daerah.
“Kami tetap mengusahakan penghematan menghindari pemborosan, karena itu Sawahlunto tidak mengadakan pembelian alat rapid test, tapi memilih swab yang jauh lebih akurat dan efisien anggaran,” ujarnya.
Sementara untuk memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD), dilakukan dengan memanfaatkan dana DAK pusat serta bantuan dari DPRD, CSR perusahaan dan donatur dermawan lainnya. Kekurangannya baru diambil dari dana Kota.
Yasril berharap Sawahlunto bisa terus bertahan menjadi zona hijau, sehingga dana daerah yang dianggarkan untuk penanganan Covid 19, tidak terserap seluruhnya.
“Dengan efisiensi anggaran penanganan covid ini, salah satu keuntungannya Sawahlunto bisa membayarkan kenaikan premi BPJS hingga Desember 2020 yang diperkirakan sebesar Rp 2,9 Milyar,” ujar Yasril.(R-01/rel)