Susah Bawa Hasil Panen, Masyarakat Minta Jembatan Ambruk di Lubuk Alung segera Diperbaiki

Master Plan jembatan sikabu, Lubuk Alung (Sumber: FB Pemkab Padang Pariaman)

HALOPADANG.ID — Masyarakat nagari Lubuk Alung berharap pembangunan Jembatan Kayu Gadang Koto Buruk Sikabu, Kabupaten Padang Pariaman yang ambuk beberapa waktu lalu, tetap dilanjutkan pengerjaanya dan cepat selesai.

“Jembatan penghubung itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat, karena akses itu adalah akses terdekat masyarakat ke Pasar Lubuk Alung,” kata Sekeretaris Nagari Lubuk Alung, Landi Efendi, Kamis (2/7/2020).

Dia menyampaikan, masyarakat sangat menunggu kehadiran jembatan itu, karena masyarakat bisa lebih dekat menuju Pasar Lubuk Alung yang menjadi pusat perekonomian masyarakat. “Jika melewati jembatan itu jarak tempuh hanya sekitar 4 Kilometer, namun saat ini masyarakat harus berputar arah sehingga jarak yang harus ditempuh itu sekitar 10 Kilometer,” kata Landi.

Apalagi, lanjut Landi, jika nanti siswa sudah mulai sekolah seperti biasa ini juga sangat berpengaruh. Karena banyak siswa yang biasanya melewati jalur tersebut itu untuk ke sekolah. “Karena itu, ekspetasi masyarakat sanggat tinggi untuk jembatan itu cepat diselesaikan. Bahkan, setiap sore masyarakat itu selalu berkumpul dan melihat pengerjaan jembatan tersebut,” katanya.

Tidak hanya itu, Landi menyampaikan masyarakat Lubuk Alung banyak petani, jadi untuk membawa hasil panennya juga terkendala karena harus memilih jalan memutar untuk sampai ke Lubuk Alung. “Tentu jarak yang semakin jauh akan menimbulkan biaya tambahan, namun di pasar harinya masih tetap,” kata Landi.

Namun, masyarakat yakin pemerintah akan tetap melanjutkan pembangunan. Terlepas itu jembatan untuk menuju GOR, jembatan itu juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, untuk menunjang aktifitas masyarakat setempat. Untuk pembangunan jembatan itu, Pemerintah Pusat telah mengucurkan dana sebesar Rp25 miliar untuk perbaikan Jembatan Sikabu.

Sebelumnya, jembatan Koto Buruk ini diketahui ambuk pada 2 Juni 2020 sekitar pukul 16.00. Diketahui, terdapat lima orang pekerja yang menjadi korban dan seorang meninggal. Jembatan itu berfungsi sebagai jalur alternatif menuju venue utama untuk kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) yang direncanakan akan dilaksanakan tahun ini dan jalur alternatif menuju stadion utama Sumbar.