35 ribu Pedagang di Sumbar Sudah Pakai QRIS

QRIS
Peresmian penggunaan QRIS Rumah Sakit Semen Padang, Rabu (24/6) di Aula BI Sumbar.

HALOPADANG.ID– Saat masa pandemi ini, belanja digital menggunakan Quick Respon Indonesian Standard (QRIS) meningkat. Banyak merchant yang menggunakan QRIS sebagai metode transaksi.

Kepala Bank Indonesia (BI) Sumatera Barat (Sumbar) Wahyu Purnama menyampaikan, gaya hidup baru di masa pandemi Covid-19 mendorong meluasnya penggunaan QRIS. Tercatat lebih dari 35 ribu merchant (pedagang) di Sumbar yang telah menggunakan QRIS.

“Secara nasional, sudah ada 3,5 juta lebih pedagang yang menggunakan QRIS. ke depan, tentu akan terus bertambah didorong dengan gaya hidup baru,” terang Wahyu saat peresmian penggunaan QRIS Rumah Sakit Semen Padang, Rabu (24/6).

Wahyu menjelaskan, penggunaan QRIS sebagai instrumen pembayaran berkembang sangat pesat. Seiring dengan semakin luasnya penggunaan uang elektronik dan dompet digital.

Menurutnya, tren digitalisasi mengubah perilaku transaksi masyarakat menuju cara-cara yang mendukung mobilitas, kecepatan, keamanan, dan fleksibilitas (open and omni-platform, terbuka dan saling terintegrasi).

“Apalagi di tengah pandemi Covid-19, integrasi ekonomi dan keuangan digital, terutama peran digital payment, semakin penting dan diperlukan,” imbuhnya.

Ia menuturkan, Covid-19 telah menyebabkan pergeseran interaksi antar manusia. Dengan berkurangnya intensitas kontak fisik dan tatap muka, termasuk dalam bertransaksi.

BI bersama pemerintah, menyiapkan “new life style” dengan memperluas pola transaksi pembayaran ke depan yang serba digital, contactless, dan tentunya lebih aman. QRIS hadir sebagai inovasi sistem pembayaran nasional.

“Keuntungan menggunakan QRIS, pembayaran dapat dilakukan tanpa kontak fisik sesuai protokol physical distancing. Pelanggan cukup scan menggunakan ponsel dan kasir cukup memantau status transaksi dari aplikasi,” ulas Wahyu lagi.

Lebih lanjut Wahyu mengatakan, masa pandemi Covid-19 menuju “new life style”, BI fokus melakukan perluasan QRIS secara tematik pada perdagangan ritel. Seperti UMKM, pasar, toko/ warung penyedia bahan kebutuhan pokok, serta e-commerce (bajojo.id).

Juga untuk sosial keagamaan. seperti donasi panti asuhan, rumah ibadah (Masjid Raya Sumbar), penerimaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Serta bidang kesehatan seperti rumah sakit, klinik, praktik dokter, dan apotek. Semua didukung oleh inovasi pendaftaran QRIS secara online, sosialisasi virtual, dan perluasan fitur QRIS Tanpa Tatap Muka (TTM).

Tren merchant QRIS pada usaha kecil, sosial keagamaan, dan bidang kesehatan semakin meningkat. Total merchants QRIS Kesehatan di Indonesia berjumlah 49.658 merchants (posisi 8 Mei 2020).

Wahyu menambahkan, BI memandang perlu mendorong penggunaan QRIS untuk mempermudah cara bertransaksi bagi masyarakat. Khususnya di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Banyak manfaat QRIS untuk semua.

Dia memaparkan beberapa manfaat penggunaan QRIS. Bagi pemerintah, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. UMKM beserta transaksinya terdata, membantu formuasi kebijakan serta mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah. Termasuk sebagai akses rekening pendapatan daerah seperti pembayaran pajak daerah, retribusi parkir, pasar, dan sebagainya.

Sementara bagi masyarakat, menjadi alternatif pembayaran kekinian. Pengeluaran tercatat, aman, cepat, nyaman dan efisien. Sedangkan bagi merchant, penjualan berpotensi meningkat serta menguranhi biaya pengelolaan kas. Juga terhindar dari uang palsu. Transaksi tercatat otomatis dan langsung masuk ke rekening.

Peresmian penggunaan QRIS Rumah Sakit Semen Padang (Semen Padang Hospital) itu dihadiri juga oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang, Direksi Bank Nagari serta 16 perwakilan Rumah Sakit di Kota Padang.

“Semen Padang Hospital merupakan rumah sakit pertama di Sumbar yang menggunakan QRIS. Ke depan, kami berharap rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya juga dapat menggunakan QRIS sebagai sarana transaksi pembayaran,” tandasnya. (Q-06)