Menyemai Spirit Perjuangan dan Kebersamaan dalam Halal Bihalal Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia

Tangkapan Layar pertemuan virtual ISMEI

HALOPADANG.ID — Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI) mengadakan Halal bi halal pada hari Minggu, 21 Juni pukul 19.00 WIB melalui pertemuan virtual.

Kegiatan yang berlangsung selama 5 jam ini diikuti oleh 60 alumni lintas wilayah, lintas negara, dari Aceh hingga Maluku, bahkan Ibu Dwitra Zaky mengikuti Halal Bihalal ini dari Washington DC Amerika Serikat. Ia merupakan salah satu penggerak peralihan IMEI ke ISMEI pada awal tahun 90an yang telah bermukim selama 26 tahun di negara Paman Sam. Selain lintas wilayah acara ini juga diikuti lintas generasi sejak dari 90an hingga generasi tahun 2018.

KILAS BALIK

Sebagai sebuah organisasi senat kefakultasan, ISMEI merupakan organisasi pertama yang dibentuk. ISMEI sudah dibentuk sejak tahun 1971, semula bernama IMEI (Ikatan Mahasiswa Ekonomi Indonesia) dan proses itu tentunya tidak mudah, harus melakukan konsolidasi dari kampus ke kampus (Asfi Manzilati selaku SC Persiapan pembentukan ISMEI asal Unibraw angatan 1986).

Pada tahun 1990, IMEI berganti menjadi ISMEI, dalam masa pembentukannya, ISMEI dibentuk dengan spirit mahasiswa yang kritis dalam merespon kondisi bangsa ini, sebagaimana yang disampaikan oleh Agus Nompitu (Unila), Lukman Hakim Hassan (UGM) dan Faizal Rizki Arief (Univesitas Brawijaya) selaku badan pimpinan pertama setelah berganti nama menjadi ISMEI.

Dalam kondisi bangsa yang sulit ditahun 1990-an tersebut, selain nalar kritis yang tinggi, ISMEI tidak pernah kehilangan akal, sumbangsih pengetahuan sebagai intelektual muda diberikan ISMEI dengan melakukan sebuah penelitian besar di lokasi transmigrasi Kalimantan sebagaimana yang diakui Syaiful Rahman Soenaria (Unpad) selaku Sekjen ISMEI 1992-1994, juga aktif melakukan analisis-analisis lainnya sebagaimana yang disampaikan oleh Ahmad Setiawan Nuraya (Anggota Biro Data dan Analisis 1992–1994).

Tidak hanya itu, nalar kritis yang dibangun ISMEI sangat massif dimuat di media massa dalam rangka mengkritisi kebijakan pemerintah saat itu (Bobby, Sekjen ISMEI 1994-1996 dari Unila). Hal tersebut dilakukan ISMEI sebagai mahasiswa yang harus mampu menyalakan obor di tengah kegelapan, memberikan harapan bukan ratapan, tutur Ahmad Erani Yustika (Universitas Brawijaya), pengurus ISMEI di tahun tersebut.

Tidak berhenti disitu, masa-masa sulit bangsa telah menghantarkan ISMEI untuk berbuat lebih ‘garang’, sejumlah aksi jalanan dilakukan, hearing bersama anggota DPR juga ditempuh, UU Anti Monopoli, draft usaha kecil, formalisasi kajian ekonomi syariah menjadi kurikulum dan kampanye Recovery Economy sebagai upaya mengatasi krisis moneter 98 telah dilakukan ISMEI periode 1996-1998, sebagaimana dituturkan Tommy Rahaditia (Usakti) dan Ahmad Yunani (Unlam). Hal ini dapat menjadi pembelajaran kepengurusan hari ini dan kedepan untuk terus memproduksi ide, agar ISMEI terus memiliki daya tarik (Fadjar Dwi Wishnuwardhani, UGM). Selain itu, pendekatan melalui alumni ISMEI di kampus-kampus dan komitmen membesarkan ISMEI harus terus terjaga, tambah Ihsan Haerudin (Unpad).

DINAMIKA ISMEI DALAM KEBERAGAMAN

Perjuangan ISMEI dari awal berdiri sampai 90-an, telah menghantarkan ISMEI untuk tetap eksis sampai tahun 2000-an. Dinamika era ini tentu berbeda, dimana politik identitas mulai muncul kepermukaan, dan ISMEI periode 2003-2009 mengalaminya. Sebagaimana yang dipaparkan Dicky Arianto Padmadipoera (Sekjen 2003-2006, Panca Bhakti) dan Yozi Aritona (BPK 2006-2009, Unpas), dimana dinamika antar golongan dan antar kelompok mahasiswa terasa, beragam kelompok mulai mengkooptasi ISMEI, ISMEI dibawa kepada pusaran kepentingan satu kelompok. Sehingga menurut Yudhani Prawijaya (Sekjen 2003-2006, UII) ISMEI di era ini sempat mengalami kebuntuan karena dinamika yang terjadi, meski demikian ISMEI berhasil dijaga.

Hal yang sama juga ditegaskan Dwitra Zaky dalam perbedaan waktu 11 jam antara waktu Jakarta dan Amerika tersebut, bahwa ISMEI lahir dengan visi yang sama, yaitu menyatukan seluruh mahasiswa ekonomi se-Indonesia, tidak pandang asal kampus maupun ragam latar lainnya. Karena modal itu lah yang nantinya akan menjadi kekuatan ISMEI dalam skala nasional maupun internasional.

 

Gambar tangkapan layar

 

Berdasarkan hal itu, ISMEI sampai hari ini tetap memegang prinsip keragaman tersebut. Bahwa semua kampus dapat bergabung dengan ISMEI, baik negeri maupun swasta, selama ia berkomitmen untuk membesarkan ISMEI dan berjalan sesuai koridor pendiriannya. Hal ini diafirmasi oleh Riko Wahyudi (Sekjen 2009-2012, Unilak), Valdy Rijoli (Sekjen 2012-2015, Unpatti) dan Adi Lamunuhia (Sekjen 2015-2018, Ubhara). Serta tetap berada dalam khittah organisasi, yakni kajian dalam isu ekonomi yang tidak boleh ditinggalkan, tutur Hendi Subandi (Sekjen 2006-2009, Unibraw). Adi Suriadi Harun (Sekjen 2009-2012, Unhas) menambahkan, ISMEI yang hidup di era digital hari ini, dapat berkontribusi lebih baik dengan memanfaatkan dan memaksimalkan teknologi yang ada.

Harapan lainnya datang dari Bahtiar Sebayang (Sekjen 2009-2012, Unpas) dan Andi Rante (Sekjen 2015-2018, Unibos) adalah terbentuknya sekretariat ISMEI dan wadah alumni ISMEI untuk memastikan konsolidasi baik pengurus dan alumni tetap berlangsung dengan baik. Harapan ini disambut baik oleh Dr. Agus Nompitu (Sekjen ISMEI 1990-1992), ikatan alumni harus terus terjalin, bagaimanapun bentuknya, sehingga ISMEI secara organisasi semakin kuat dan dapat berdampak secara postif bagi kemajuan bangsa ini.

Itulah harapan para alumni untuk ISMEI hari ini dan masa yang akan datang, semoga kedepan bisa bersilaturahim kembali dengan alumni yang lain dan pendahulu di IMEI. Semua harapan baik yang tersampaikan maupun tidak, kami meyakini semua memiliki harapan agar ISMEI jauh lebih baik dari masa ke masa, dan semoga pengurus hari ini dapat memaksimalkan kemampuan untuk dapat mewujudkannya satu per satu. Agenda diskusi dengan para alumni sesuai bidangnya masing-masing akan mulai dijalankan rutin virtual dan agenda PKN lainnya akan dijalankan setelah pandemik berakhir. Hal ini disampaikan oleh Wahyu Pratama (Unmuh Makassar), Cici Wulansari (UMM), dan Rizki Munandar (Univ. Malikussaleh) selaku Sekjen ISMEI 2018-sekarang. Harapan lainnya datang dari para koordinator wilayah dan pengurus ISMEI telah mewarnai acara tersebut.