Padang Kehilangan Pendapatan Rp174 Miliar dari Sektor Pariwisata karena Corona

Pantai Purus, salah satu objek wisata andalan kota Padang

HALOPADANG.ID — Kota Padang kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata sekitar Rp174 miliar akibat pandemi COVID-19.

“Sektor pariwisata merupakan salah satu penyumbang pendapatan terbesar di Padang sejak Februari sampai Mei 2020 nyaris tidak ada lagi orang berwisata ke Padang,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Arfian di Padang, Rabu (17/6/2020).

Ia menyebutkan untuk pemasukan dari retribusi Pantai Air Manis saja kehilangan pendapatan dalam tiga bulan terakhir mencapai Rp60 juta.

“Apalagi saat libur lebaran kemaren seharusnya bisa mencapai Rp100 juta karena wisatawan meningkat, namun karena COVID-19 menyebabkan objek wisata ditutup,” ujarnya.

Menurut dia sektor pariwisata adalah kontributor utama bagi penerimaan daerah di kota Padang dan ia berharap dengan memasuki normal baru dapat kembali menggeliat.

“Kita tidak ingin lama-lama terpuruk dan berharap sektor pariwisata kembali menggeliat,” ujarnya.

Khusus untuk pajak hotel dan restoran oleh Bapenda Padang dan Dinas Pariwisata fokus kepada retribusi.

Sementara GM Kryad Bumi Minang Hotel Fajdri Roesman menyampaikan memasuki era normal baru pihaknya siap melayani tamu dengan protokol COVID-19.

“Ada banyak perubahan yang dilakukan dalam operasional hotel terutama menyangkut pelayanan kesehatan dan higienitas,” ujarnya.

Sebelumnya Akademisi Universitas Andalas (Unand) Padang Dr Sari Lenggogeni menilai sektor pariwisata merupakan salah satu yang terdampak akibat pandemi COVID-19.

“Butuh waktu setidaknya hingga dua tahun untuk memulihkan kembali sektor pariwisata di Tanah Air yang saat ini terpukul,” kata dia.

Ia memaparkan sektor pariwisata amat rentan terhadap bencana alam dan krisis, saat ini yang terjadi adalah krisis bidang kesehatan yang membuat minat orang berwisata turun drastis.

Menurutnya mengacu kepada data yang dilansir WTO yang merupakan badan PBB yang membidangi pariwisata kondisi ini setara dengan penurunan turis selama tujuh tahun dari angka yang ada saat ini.

“Ini juga mengakibatkan sekitar 400 juta orang di seluruh dunia yang bergerak di bidang pariwisata kehilangan pekerjaan,” tambah dia.(002/Antara)