Halopadang.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat mencatat ekspor pada April 2020 mengalami penurunan karena melemahnya permintaan negara tujuan akibat adanya pandemi COVID-19.
“Pada Maret 2020 ekspor Sumbar mencapai 140,82 juta Dolar Amerika Serikat (AS), April 2020 menjadi 94,13 juta dolar AS atau turun 33,15 persen,” kata Kepala BPS Sumbar, Pitono di Padang, Selasa.
Ia menyampaikan pada April 2020 golongan barang yang paling banyak diekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 65,66 juta dolar AS, dan golongan karet serta barang dari karet 13,88 juta dolar AS.
“Untuk komoditas paling besar yaitu minyak kelapa sawit,” ujar dia.
Negara tujuan ekspor terbesar pada April adalah India dengan peranan 28,53 persen dan Amerika Serikat 20,01 persen terhadap total ekspor Sumbar sejak Januari sampai April 2020.
Sebaliknya, pada April 2020 nilai impor Sumbar mencapai 27,24 juta dolar AS atau naik 27,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Golongan barang impor yang paling banyak adalah bahan bakar mineral senilai 13,48 juta dolar AS dan pupuk 5,31 juta dolar AS.
“Impor dari Singapura menduduki peringkat teratas sebesar 43,70 persen perannya dari total impor Sumbar sepanjang Januari hingga April 2020,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, ekspor tuna dan lobster asal Kota Padang, Sumatera Barat, terhenti sejak terjadi pandemi COVID-19 karena negara tujuan menghentikan permintaan untuk sementara waktu.
“Pandemi COVID-19 menyebabkan ekspor ikan asal Padang mandek, akibatnya harga ikan tuna anjlok menjadi hanya Rp27 ribu per kilogram dibandingkan harga ekspor yang menembus Rp54 ribu per kilogram,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Padang, Guswardi.
Menurut dia saat ini nelayan yang biasanya menangkap tuna untuk kebutuhan ekspor lebih memilih menyediakan pasokan lokal kendati harganya turun.
“Ekspor mulai terhenti awal tahun, negara tujuan biasanya Jepang, China dan Amerika Serikat,” ujarnya.(002/Antara)