HALOPADANG.ID–Sudah hampir dua bulan lebih, Pasar Ternak Kota Payakumbuh, di Kelurahan Kotopanjang Payobasung, Kecamatan Payakumbuh Timur, ditutup. Pemko Payakumbuh berencana kembali membuka pasar tersebut pada Minggu (31/5).
Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi, mengatakan, dibukanya pasar ternak tersebut, menyusul diberlakukannya New Normal di Payakumbuh, dan berakhirnya penerapan PSBB Covid-19, Jumat (29/5).
Sementara Kadis Pertanian Payakumbuh Depi Sastra, menjelaskan, penutupan pasar ternak selama delapan kali pasar itu, sebuah kebijakan sebenarnya cukup merugikan bagi pemko dan pengusaha ternak sendiri.
Bagi pemko, Depkatai Sastra, kehilangan sumber pendapatan asli daerah. Nantinya, tentu akan beresiko tidak tercapainya target penerimaan dari pasar ternak. Target PAD Tahun 2020, dirinci Rp411 juta. Tapi, karena pandemi Covid-19, disesuaikan menjadi Rp280.440.000.
Sementara, bagi pengusaha ternak, juga berdampak kepada ekonomi mereka yang stagnan selama dua bulan. Selain itu, imbasnya juga kepada pedagang sektor makanan dan minuman yang juga cukup banyak bergantung di pasar ternak.
Tapi, melalui edukasi yang dilakukan Dinas Pertanian Payakumbuh kepada peternak dan penguaha ternak, semuanya memahami, tujuan penutupan pasar ternak, agar para pelaku pasar ternak, tidak terpapar virus corona yang mematikan itu. Penerapan PSBB melarang orang berkerumun di pasar tersebut.
“Kami lega, ketika diberikan edukasi tentang penutupan pasar ternak itu, semua peternak dan pengusahanya sangat memakluminya. Jadi, kalau direncanakan dibuka kembali pada Minggu (31/5) nanti, diyakini semua peternak dan pengusaha ternak, bakal senang dan gembira,” ucap Depi.
Menurut Depi, sesuai arahan Walikota Riza Falepi, selaku ketua Gugus Tugas Covid-19, semua pelaku pasar ternak harus mematuhi protokol kesehatan tentang Covid-19, di pasar ternak, yaitu wajib pakai masker dan jaga jarak. Yang tidak pakai masker dilarang masuk pasar ternak.
Kemudian, wajib pakai sarung tangan dan memakai pakaian lengan panjang. Pihak Dinas Pertanian, juga menyediakan tempat cuci tangan di beberapa titik. Dan mengajak pedagang menjual masker di kawasan pasar.
Dalam dua hari ke depan, pihaknya akan menyebar informasi melalui berbagai media dan medsos, tentang perencanaan beroperasinya pasar ternak kebanggaan Payakumbuh ini.
Dikatakan, setiap Minggu, lebih kurang 500 ekor ternak besar (kerbau dan sapi) dan ternak kecil (kambing), memenuhi pasar tradisional itu. Malahan, pengusahanya berdatangan dari berbagai kota dan kabupaten di Sumbar termasuk sejumlah pengusaha dan peternak dari Provinsi Riau dan Jambi.
Tiap pekan itu, lebih kurang uang beredar di pasar ternak mencapai Rp1,2 miliyar rupiah. Tradisi basirosok dalam transaksi, juga masih berjalan di pasar tersebut,”ucap Depi.