Hasil Rapid Test, Dua Keluarga di Kota Solok Positif Corona

lapas
Ilustrasi keluarga positif corona

HALOPADANG.ID–Pemerintah Kota Solok mencatat, satu orang warganya di Kelurahan Nan Balimo, Kecamatan Tanjung Harapan beriinisial B (25) positif corona (covid-19). Warga tersebut dipastikan positif setelah hasil swabnya dikeluarkan oleh Labor RS Unand, Padang.

Namun, dua keluarga di kota dengan dua kecamatan ini juga terdeteksi positif corona melalui hasil rapid test. Dua keluarga itu berada di Kelurahan Tanah Garam yakni keluarga pertama T, S, A dan M. Lalu keluarga kedua HN.

Sementara satu keluarga lainnya berinisial SCS dan S hasil rapid tesnya negatif. Namun ia pernah kontak erat dan menjadi OTG. Ketiga keluarga itu akan mengikuti tes swab pada Selasa (19/5).

Baca Juga :  Solok Selatan Jadi Tuan Rumah Peringatan Hari Ginjal Sedunia Wilayah Sumbar

Informasi pasien tersebut disampaikan oleh pihak penanggung jawab covid-19 dari Puskesmas Tanah Garam bernama, Novi. Dalam imbauannya melalui rekaman audio menyampaikan, agar Satgas kelurahan menjaga ketat tiga rumah yang disebutkannya. Hal itu dilakukan untuk mengisolasi mandiri setelah hasil rapid tes positif dan satu keluarga negatif tapi tetap dijaga karena masuk sebagai kontak erat atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Menanggapi hal tersebut, Lurah Tanah Garam, Asril, mengatakan, pihaknya masih memamtau dan mengkordinasikan dengan pihak medis. Ia berpendapat, tak ingin membuat suasana di tengah masyarakat menjadi panik.

“Hasil rapid ini kan belum pasti, jadi tak perlu dibesar-besarkanlah. Ini untuk menjaga ketenangan warga. Nanti kalau hasil Swabnya keluar baru bisa dipastikan. Namun, kami tetap mamantau keluarga tersebut,”ujarnya.

Baca Juga :  Ratusan PPPK di Pemko Payakumbuh Terima SK Pengangkatan dari Pj Wako

Rapid Test sendiri, dinilai tidak akurat, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, tes kesehatan terkait virus corona dengan metode pengambilan sampel darah kilat alias rapid test tidak efektif dan akurat. Rapid test ini ditempuh pemerintah karena dinilai lebih murah.

Doni yang juga Kepala BNPB ini mengatakan, kini pemerintah mulai memilih opsi pengambilan sampel lendir hidung atau tenggorokan (Polymerase Chain Reaction/PCR).(P-01)