HALOPADANG.ID–Terjangkit virus corona atau (covid-19) bukanlah aib atau hal yang memalukan. Justru hal tersebut dapat memupuk kembalinya rasa peduli, kejujuran dan tolong menolong antara sesama untuk mencegah dan mengobatinya. Dan sikap itu yang sudah menjadi budaya di Indonesia.
Inilah yang dinampakkan oleh satu keluarga kecil di Kota Padang Panjang. Kejadian ini bermula pada Minggu (3/5) ada kabar yang mengejutkan bahwa kota kecil berhawa dingin itu sudah 19 orang divonis terjangkit corona dalam tiga hari terakhir.
Di sinilah kelurga kecil itu menggugah sikap jujurnya sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat luas. RA (54) yang berani jujur dan menyampaikan ia dan keluarganya melakukan karantina mandiri di rumah setelah anaknya seorang dokter di RSUD Padang Panjang positif corona.
RA, seorang wanita paruh baya dengan 4 orang anak, anak pertama adalah seorang dokter (IB) yang kesehariannya bertugas sebagai garda terdepan di RSUD Kota Padang Panjang.
Dokter muda ini termasuk salah satu tenaga kesehatan yang divonis positif corona, dan saat ini sedang di karantina oleh Pemko Padang Panjang bersama dengan 12 tenaga kesehatan RSUD lainnya.
Seperti yang diberitakan Halopadang.id, klaster penyerabaran corona di Padang Panjang berawal dari seorang pasien positif corona asal Panyalaian, Kabupaten Tanah Datar yang kemudian menjangkiti 13 orang tenaga kesehatan di RSUD Kota Padang Panjang.
Sedangkan RA, sembari menunggu hasil pemeriksaan Swabnya keluar dari Laboratorium Fakultas Kedokteran Unand, ia dan keluarga melakukan karantina mandiri dirumahnya. Semua kebutuhan harian diantar oleh kolega dan pihak RT setempat.
Apakah RA merasa malu, kesal ataupun marah? Sama sekali tidak, penuturannya melalui pesan WhatsApp, ia bertekad untuk memutus mata rantai Covid-19 di Kota Padang Panjang, upayanya adalah tetap tinggal dirumah.
“Insyaallah saya tabah menerima musibah ini, ini adalah takdir Allah,” tutur RA dilansir dari Tim MMC Diskominfo Sumbar.
Tidak sebatas itu, bahkan Ibu tangguh itu menempel secarik kertas pengumuman di pintu depan rumahnya. Isinya adalah larangan bertamu karena dirinya sedang karantina mandiri. Ia tidak ingin menjadi penyebab orang lain ikut tertular.
“Saya tidak ingin orang lain susah karena saya tidak jujur,” tulis RA penuh kesadaran.
RA juga menyatakan dirinya bangga dengan anak kandungnya (sang dokter muda) yang telah menjadi garda terdepan dalam menangani pandemi corona.
RA secara tidak langsung memberikan pelajaran, bagaimana bersikap sebagai keluarga yang terjangkit corona. Penyakit ini bukanlah aib yang menjadikan siapa pun merasa dikucilkan. Ini adalah musibah, semua tentu ada yang mengatur. Semoga kita diberi kekuatan!(R-01)