Pemko Bukittinggi Tak Pakai Beras Bulog, Wali Kota: Jangan Sampai Air Mata Masyarakat Keluar

bukittinggi
Wali Kota Bukittinggi saat memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak corona

HALOPADANG.ID–Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Bukittinggi terus dimaksimalkan. Namun,upaya tersebut disertai dengan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terdampak corona (covid-19). Jumlah bantuan yang sudah diterima masyarakat sebanyak 59 ribu jiwa.

Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias saat video conference yang diwadahi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar, beberapa waktu lalu.

“Ada 59 ribu jiwa yang sudah diterima masyarakat oleh bantuan dari Pemko Bukittinggi. Baik bantuan pertama data dari DTKS sebanyak 19583 jiwa dan tahap kedua (38500 masyarakat yang terdampak covid-19), kami libatkan RT, PSM, Lurahm Bhabinkamtibmas dan Babinsa.

Ia menjelaskan, untuk melihat warga itu layak dibantu yakni melihat rumah tangganya (kondisi) dulu, lalu tandatangani surat pernyataan yang mengatakan butuh bantuan, lalu ditandatangani oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas dan lurah.

“Kriteria masyarakat yang menerima itu ber-KTP Bukittinggi. KK Bukittinggi dan tiggal di Bukittinggi. Untuk pengadaan dan pendaatan melibatkan Dinsos dan Pertanian. Lalu melibatkan tim penilaian dari dinas perdagangan dan pengcara negra (Jaksa), Kasipidum,” ujarnya.

Ramlan mengatakan, bahkan untuk memberikan bantuan berupa beras ia lebih memilih membeli secara langsung beras petani dan pedagang di pasar. Hal itu dilakukan untuk memberikan beras yang layak dikomsumsi.

“Kami tidak pakai beras Bulog, kami beli beras masyarakat, termasuk petani di Agam, contoh sokan, kuriak kusuik, kuriak putiah randah. Jadi apa yang dimakan pejabat itu yang dimakan warganya. Untuk jumlah yang diberikan 1 jiwa 9 kg karena standar nasional 1 orang dewasa 1 bulan menghabiskan 9 kg, minyak goreng 1,5 kilo, 3 sareden, dan telur 10 per orang,”ucapnya.

Tak hanya memberikan beras berkualitas, Pemko Bukittinggi juga bakal menyesuaikan kebutuhan warga pada Mei karena masuk Lebaran.

“Kami ubah menunya, beras tetap, minyak tetap, gula 2 kilo, tepung, odol, deterjen, termasuk teh karena sesuai kebutuhan Lebaran. Kami survei juga nanti apakah sudah habis atau belum. Bahkan untuk memastikan agar transparan, kantong dan karung kami kasih merek, yang memberikannya langsung dari RT, tokoh masyarakat, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan ninik mamak, yang penting ada surat pernyataan dari warganya,” tururnya.

Ramlan menyampaikan, dalam kondisi berat yang dialami oleh semua negara pada saat ini, masyarakat adalah orang yang mesti diperhatikan terlebih dahulu.

“Ini uang APBD, Saya berfikir jangan sampai air mata masyarakat keluar karena tidak makan, saya tidak mau seperti itu jangan biarkan air mata keluar. Kasihan kita, jangan anak yatim sampai tidak makan, ini yang saya fikirkan, bagi msyarakat kita makan dulu, bagi mereka kerja tak apa apa tapi yang dimakan oleh anak ada, ini yang difikirkan oleh kepala rumah tangga. Tapi kalau ndak ada yang mau dimakan oleh anak anaknya tentu stres semua masyarakat kita,” ucap Ramlan.(R-01)

situs toto situs toto barbartoto barbartoto