Peneliti LIPI: Ada Salah Pemahaman tentang Pengaruh Suhu terhadap Penyebaran Virus Corona

Halopadang.id – Peneliti bidang mikrobiologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra menilai, ada kesalahan pemahaman jika menganggap faktor suhu udara memperpendek masa hidup virus Covid-19.

Termasuk suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembapan udara dalam mempengaruhi kecepatan, kematian virus Covid-19 di udara dan di permukaan yang tidak berpori.

Dikutip Halopadang.id dari Merdeka, Sugiyono menjelaskan, penelitian tersebut merupakan hasil analisis data jumlah penderita Covid-19 di berbagai negara. Dikaitkan dengan kondisi lingkungan setempat yang memang sebagian besar penderita Corona, terkonsentrasi pada wilayah bumi belahan utara yang sedang mengalami musim dingin.

“Jadi hasil penelitian itu hasil korelasi dari jumlah penderita Covid-19 di berbagai negara dikaitkan dengan kondisi lingkungan setempat, jadi hanya baru korelasi hipotesis (dugaan sementara) belum ada penelitian spesifik soal ini,” ujar Sugiyono saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (25/4).

“Ada kesalahanpemahaman tentang suhu tinggi, kelembapan memperlambat penyebaran Covid-19. Mungkin hanya berdasar pengetahuan umum saja, bahwa semakin tinggi temperature, ketahanan virus akan semakin rendah. Namun, faktanya semua negara terjangkit tidak terpengaruh faktor lingkungan,” tambahnya.

Tetapi, kata Sugiyono, ketika virus sudah terpapar dan masuk ke dalam tubuh itu bisa langsung ditularkan secara cepat lewat kontak langsung (droplet). Faktor lingkungan sudah tidak akan berpengaruh.

“Yang jelas dari bukti sejauh ini, virus Covid-19 dapat ditularkan di semua area, termasuk daerah dengan cuaca panas dan lembab, bisa menyerang siapapun dan dimanapun, tidak memandang ras maupun letak geografisnya,” terangnya.

Walaupun, kondisi suhu bisa berpengaruh terhadap penyebaran virus seperti influenza (flu) tapi tidak untuk Covid-19. Oleh sebab itu, Sugiyono meminta masyarakat dan pemerintah tetap mengupayakan pencegahan yang optimal, tidak menganggap kondisi suhu bisa mengurangi penyebaran virus corona.

“Jangan sampai kita beranggapan bahwa di daerah tropis, seperti Indonesia dimana suhu dan kelembabanya tinggi, Covid-19 tidak akan menyebar separah di China dan beberapa negara Eropa. Tetap harus diupayakan pencegahan dan penanggulangan secara optimal,” imbaunya.

Lebih jauh, saat ditanyakan apakah faktor peningkatan kesembuhan pasien Covid-19 hingga angka 1002 orang, data 24 April kemarin karena ada faktor suhu. Sugiyono, tidak menyakini angka kesembuhan yang meningkat pesat karena faktor suhu.

“Saya no comment, tapi untuk itu, sepertinya tidak ada faktor suhu atau kelembapan. Tapi faktor pelayanan medis dari tenaga medis kita,” pungkasnya.(002)