Separah Apa Pasar Raya Padang Harus Ditutup? Ini Penjelasannya

Separah Apa Pasar Raya Padang Harus Ditutup? Ini Penjelasannya
Kondisi Pasar Raya Padang

HALOPADANG—Pasar Raya Padang ditutup sementara terkait dengan ditemukannya 17 orang pedagang terkonfirmasi positif corona. Penyebaran corona di pasar tersebut dinilai sangat cepat karena sudah menjadi transmisi lokal.

“Sebanyak 17 orang pedagang dari pasar raya positif corona. Hal ini menjadi klaster (berkempok menjadi satu) penularan pasar raya ada 17 kasus terkonfirmasi positif tiga diantaranya meninggal dunia,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Fery Mulyani saat video conference yang wadahi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar, Sabtu (18/4) malam.

Ia mengatakan, dalam analisis epidemiologi klaster-klaster lain yang ada di Kota Padang penularannya bisa terputus dari satu ke dua, atau dua ke tiga. Namun, untuk di Pasar Raya disampaikannya, justru tidak terputus bahkan tidak bisa dihentikan karena mobilisasi massa.

“Jadi kami berkesimpulan kalau di Pasar Raya ini udah terjadi transmisi lokal bukan lagi import tapi transmisi lokal kalau dibiaran kita tidak bisa memutus mata rantai, penularan tidak bisa kita hentikan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, penularan di pasar raya dengan 17 orang yang positif itu berasal dari sumber penularan yang sama. Bahkan menurutnya, penularannya bertingkat, dan masuk penularan lini ke empat.

“Jadi, satu orang positif lalu menular ke keluarganya di rumah. Lalu keluarganya itu bekerja di pasar raya dan menularkan ke tetangga tokonya  di pasar raya. Tetangga tokonya itu kembali menularkan ke tetangga toko lainnya, lalu tetangga toko menularkan lagi ke pekerja tokonya. Selanjutnya, pekerja ini makan siang itu juga menularkan ke tempat makannya. Jadi sudah bertingkat penularannya secara lokal (4 tingkat),” tutur Fery.

Disampaikannya, selain di pasar raya klaster lain yang menjadi perhatian tim, yakni ada di Pegambiran, kawasan perumahan dan kawasan kesehatan.

Terkait bakal ditutupnya pasar raya selama lima hari, Dinas Kesehatan justru berharap memutus mata rantai, memakai waktu inkubasi, yakni 14 hari.

“Kalau memutus mata rantai sebenarnya masa inkubasi 14  hari. Jadi kami berharap tidak ada penularan, kalau 14 hari tidak ada pergerakan bisa menutus mata rantai. Dari analisis epidemiologi kami rekomendasikan mengkosongkan aktifitas mobilisasi masa di pasar selama 14 hari,”ucapnya.

Tak hanya itu, dinas kesehatan juga mentraking semua orang yang berkontak langsung (kontak erat) dengan 17 orang positif corona. Semua kontak erat itu diisolasi mandiri di rumah, sampai keluar hasil labornya.

“Jumlah kontak erat kita cukup banyak, Orang Tanpa Gejala (OTG) untuk 17 orang itu lebih dari 100 orang, karena 1 yang positif itu punya kontak erat bisa lebih 10 orang, baik itu kontak erat di rumah dan tempat kerjanya,” ucapnya.

Penolakan Jenazah

Penolakan jenazah di Kota Padang ditanggapi oleh Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharulah, ia mengatakan, peristiwa yang terjadi Bungus Teluk Kabung bukan penolakan hanya miss komunikasi.

“Sosialisasi belum sampai sehubungan makam tersebut dijadikan khusus corona. Bahkan kemaren ada yang sudah kami makamkan. Setelah selesai sosilisasi mereka welcome,” kata Mahyeldi.

Sementara terkait adanya jenazah yang terpaksa menunggu 10 jam untuk dimakamkan, ia menjelaskan, bahwa hal itu dikarenakan belum sampaInya sosialisasi tentang sudah adanya Tempat Pemakaman Umum (TPU).

“Di TPU Bungus itu sudah ada lahan seluas 3 hektar sangat luas sekali bia dimanfatkan. Sementara untuk di  TPU Tunggul Hitam sudah penuh, di Air Dingin juga penuh, jadi yang sesuai kriteria kesehatan ya di Bungus,” tutur Mahyeldi.(R-01)