IDI: 28 Dokter dan 12 Perawat Meninggal Selama Pandemi Virus Corona

Ilustrasi tenaga medis China menangani pasien corona

Halopadang.id – Sekretaris Jenderal Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Adib Khumaidi mengungkapkan sudah sebanyak 40 tenaga medis meninggal dunia selama pandemi virus corona atau Covid-19. 22 Di antaranya dokter umum dan spesialis, 6 dokter gigi dan 12 lainnya perawat.

“Terakhir ada 22 dokter, dokter gigi 6, perawat 12,” kata Adib Selasa (14/4).

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhilah menjelaskan 12 perawat yang gugur tidak hanya bertugas di rumah sakit rujukan Covid-19, tetapi juga rumah sakit swasta dan puskesmas. Namun, ia hingga saat ini belum mengetahui kapan dan di mana para perawat tersebut terpapar Covid-19.

“Saya sampai hari ini mau minta kronologinya (ke rumah sakit) enggak mudah. Misalnya sebelum masuk rumah sakit aktivitasnya apa, apa dia memang karena sakit atau istirahat sakit atau bertugas. Itu enggak mudah mendapatkan itu,” ujarnya.

Meski belum mendapatkan data yang rinci dari rumah sakit tempat para perawat ditangani sebelum gugur, Harif menduga mereka terpapar Covid-19 di tempat bertugasnya masing-masing. Sebab, sebulan terakhir para perawat tak semua mendapatkan alat pelindung diri (APD) sesuai standarnya.

“Faktor yang ada juga yang kami dapat ceritanya pasien tidak jujur bahwa dia sudah positif atau dia pernah keluar negeri yang memang terjangkit. Sehingga perawat tidak mempersiapkan diri dengan APD,” sambungnya.
Berikut nama 20 dokter yang meninggal selama pandemi Covid-19:

1. Prof. DR. dr. Iwan Dwi Prahasto (FK UGM)
2. Prof. DR. dr. Bambang Sutrisna (FKM UI)
3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinas Kesehatan Kota Bandung) 5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jaksel)
6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (IDI Jaktim)
9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih)
11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, (IDI Jakpus)
13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru besar Epidemiologi FKM UI)
14. Dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp THT (IDI Makassar)
15. DR.Dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jaksel)
16. Dr Ketty Herawati Sultana (IDI Tangsel)
17. Dr. Heru S. meninggal (IDI Jaksel)
18. Dr. Wahyu Hidayat, SpTHT (IDI Kab. Bekasi)
19. Dr. Naek L. Tobing, SpKJ (IDI Jakarta Selatan)
20. Dr. Karnely Herlena (IDI Kab Depok)
21. dr. Sudadi Hirawan, MS, Sp.OK
22. dr Soekotjo Soerodiwirio, Sp.Rad

Daftar 12 perawat yang gugur:

1. Ninuk Dwi yang bertugas sebagai perawat di ruang ICU RSCM Jakarta, meninggal 12 Maret 2020 (positif COVID-19)
2. Harmoko sebagai perawat di PKM Tambak Aji, meninggal 31 Maret 2020 (PDP)
3. Sugiarto, perawat tim bedah medis RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, meninggal 1 April 2020 (PDP)
4. Letkol (Kowal) Mulatsih, perawat Rumah Sakit Marinir Cilandak, meninggal 1 April 2020 (positif COVID-19)
5. Setia Ari Wibowo, perawat di Rumah Sakit Premier Bintaro, meninggal 2 April 2020 (positif COVID-19)
6. Mursyida perawat di PK Kampung Teleng, Sawah Lunto, Sumatra Barat, meninggal 3 April 2020 (PDP)
7. Zaenal Khabib, perawat PKM Semanding, Tuban, Jawa Timur, meninggal 6 April (PDP)
8. Adharul Anam, perawat RS Mitra Gading, Jakarta Utara, meninggal 8 April 2020 (PDP)
9. Nuria Kurniasih, perawat RSUP dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah, meninggal 9 April 2020 (positif COVID-19)
10. Nur Putri Julianty, perawat RS Andhika, Jakarta, meninggal 9 April 2020 (PDP)
11. Novera, perawat RSPAD Gatot Soebroto, meninggal 11 April 2020 (positif COVID-19)
12. Elok Widyaningsih, perawat Eka Hospital BSD, meninggal 11 April 2020 (positif COVID-19).

Enam dokter gigi yang meninggal dunia karena terjangkit Covid-19:

1. drg. Umi Susana Widjaja, Sp. PM
2. drg. Yuniarto Budi Santosa, MKM
3. drg. Amutavia P. Artsianti, Sp. Ort
4. drg. Roselani Widjati Odang, Sp. Ort
5. drg. Gunwan Oentaryo, M. Kes
6. drg. Anna Herlina Ratnasari

Sumber: Merdeka.com