4 dari 17 Tenaga Kerja Indonesia asal Pasaman Barat Berhasil Dipulangkan

HALOPADANG.ID – Empat orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Pasaman Barat yang berada di Malaysia berhasil dipulang oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala lumpur. Mereka diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, pada Jumat (8/9) malam di Rumah Dinas Bupati setempat.

Keempat orang tersebut adalah Elma Sari dari Base Camp Kinali, Rendika Fernando dari Jorong Bukit Nilam Aua Kuniang, Dede Kurnia dari Plasma 3 Aua Kuning, dan Sianyar dari Kinali.

Kedatangan PMI langsung disambut oleh Wakil Ketua DPRD Pasbar Endra Yama Putra, dan dijamu makan di rumah Dinas Bupati Pasbar bersama Ketua PKK Ny. Titi Hamsuardi, Kadis Sosial, Dinas Tenaga Kerja, Camat Pasaman, Polsek Kinali, Wali Nagari Kinali, dan keluarga dari pekerja migran tersebut.

Kedatangan PMI juga difasilitasi oleh Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Sumatera Barat (BP3MI Sumbar) hingga sampai ke kampung halaman, yang dipimpin langsung oleh Ketua Tim Perlindungan dan Pemberdayaan Pekerja Migran Indonesia Dewi Alawiyah.

Wakil Ketua DPRD Endra Yama Putra mengatakan bahwa pihaknya sebagai wakil rakyat mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berhasil memulangkan PMI tersebut.

“Kepada PMI yang sudah dipulangkan hari ini, tolong sampaikan kepada masyarakat. Sehingga mereka tidak tergiur lagi pergi dengan jalan yang tidak benar. Dari 17 orang itu, dipulangkan 4 orang dan sisa 13 orang lagi, secepatnya bisa kembali pulang. Kepada keluarga yang menunggu dan menjemput hari ini, jadikan ini pelajaran dan sampaikan bahwa kejadian seperti jangan diulangi lagi,” himbaunya.

Sementara itu, Indah Winarni Pejabat Fungsional Pengantar Kerja Disnaker Pasbar mengatakan bahwa PMI yang datang pergi keluar negeri melanggar prosedur. Keempat orang ini adalah tindak perdagangan orang.

Ia meminta kepada PMI bahwa cara-cara yang dilakukan menjadi tenaga kerja ke luar negeri harus mengikuti prosedur. Jika tidak, bukan hanya merugikan diri sendiri namun juga merugikan negara.

“Pekerja Migran Indonesia sebenarnya bukan saja Pahlawan Devisa, tetapi lebih dari itu adalah orang-orang yang diharapkan nantinya melakukan transfer pengetahuan, transfer ilmu dan transfer pengalaman untuk kemajuan. Karena para pekerja migran pasti mendapat pengalaman baru dalam menggunakan teknologi maupun budaya kerja di negara lain, apalagi bekerja dinegara-negara yang lebih maju,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, kasus ini muncul pada Maret 2023 yang berawal dari saudara Wahyu diminta untuk dipulangkan dan ditambah laporan dari Bapak Thambrin mewakili korban bernama Serli Dara Fatma dari Sasak Ranah Pasisie.

“Ini tindak lanjut dari kerjasama Pemda Pasbar dengan BP3MI. Jumlah korban sebanyak 17 orang dan yang berhasil dipulangkan baru 4 orang, berarti ada 13 orang lagi yang berada di Shalter KBRI Kuala Lumpur. Pemda Pasbar melalui Dinas Tenaga Kerja akan mengawal hingga semua korban tersebut dapat dikembalikan ke Pasaman Barat dengan selamat,” katanya.(HP-002)