Prosesi Adat Naik Gadang Gala Sako di Pasaman Dihadiri Ribuan Warga

HALOPADANG.ID – Ribuan Masyarakat Kabupaten Pasaman yang tergabung dalam Barisan Ninik Mamak, Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), Wali Nagari, Bamus Nagari, Basa IX Lubuk Silaping dan Basa XV Panti – Rao serta Bundo Kanduang se-Pasaman, hadiri prosesi adat Naiak Gadang Gala Sako Kari Ibarahim, Pucuak Syarak Nagari Nagari Tanjuang Baringin, di Rumah Gadang Sako Kari Ibrahim, Kampuang Sumua, Lubuak Sikapiang, Sabtu (22/7).

Tampak juga hadiir pejabat Pasaman, mulai dari Forkopimda, Wakil Bupati, Sekda, Kepala OPD, Kepala Instansi Vertikal serta pimpinan BUMN dan BUMD Pasaman.

Tak hanya itu, Makan Bajamba juga direpresentasikan untuk menumbuhkan semangat kebersamaan yang harus dijaga oleh anak cucu kemenakan Sako Kari Ibrahim Tanjuang Baringin.

Namun sebelumnya, untuk lebih sempurnanya proses Naik Gadang Gala Sako Kari Ibrahim, Kaum (suku) Mais, Kampuang Sumua Tanjuang Baringin, terlebih dahulu melakukan napak tilas ke kampung asal (leluhur) mereka di Desa Muara Mais, Koto Nopan, Kabupaten Mandailing Natal.

Di Muara Mais (Muaro Maih), Tim Ninik Mamak Tanjuang Baringin menemui keluarga Mangaraja Borayun, yang menjadi asal-usul kaum Kari Ibrahim.

Selain bercerita tentang sejarah asal-usul, Tim ninik mamak yang dipimpin Edi Utama (Mamak H. Benny), juga membuka ranji keturunan Mangaraja Borayun, mulai yang pertama kali, saat diutus ke Lubuk Sikaping sebagai Panglima Tuanku Imam Bonjol di masa Perang Paderi dulu.

Utusan yang bernama Rajo Barayun inilah akhirnya yang menjadi nenek moyang kaum (suku) Maih di Pasaman.

Di Muara Mais, Edi Utama dan ninik mamak turut melakukan ziarah ke Pandam Pakuburan Mangaraja Borayun, yang mirip dengan Pandam Pakuburan Kaum Kari Ibrahim di Nagari Tanjung Beringin. Di kedua tempat ini ada kuburan panjang (besar) yang diyakini sebagai kuburan Rajo Barayun.

Selain melihat kuburan panjang, Tim Ninik Mamak juga melakukan ziarah kubur ke makam almarhum Hamdan Lubis bin Sutan Mulia, yang letaknya berdampingan dengan kuburan besar Mangaraja Borayun.

Hamdan Lubis bin Sutan Mulia, adalah pemangku gelar Mangaraja Borayun yg terakhir. Wafat tahun 2014, dan sekarang kaumnya sedang menunggu “Kelahiran” Mangaraja Borayun berikutnya.

Kondisi yang sama juga terdapat di pandam kuburan kaum Kari Ibrahim di Tanjung Beringin. Di Pandam kuburan yang bernama Jiraik Tinggi itu, ada sebuah kuburan panjang dan tidak jauh dari situ, dimakamkan pula almarhum Haji Said yang bergelar Kari Ibrahim, Kakek dari Ibunda H. Benny Utama.

Dari catatan sejarah yang diwarisi, Haji Said (unyang H. Benny Utama), melakukan prosesi Naiak Gadang Gala Sako(diasami) pada tahun 1926 silam, dengan menyembelih kerbau dan “baralek” selama tujuh hari tujuh malam. Artinya, sudah hampir 100 tahun (97 th) prosesi Maasaman Gala Sako Kari Ibrahim ini tidak pernah dilaksanakan lagi.(HP-001)