Soal Penanganan Stunting, Pemkab Solok Selatan Siapkan Strategi Jitu

HALOPADANG.ID – Pemerintah Kabupaten Solok Selatan menilai diperlukan optimalisasi sinergisitas seluruh stakeholder dalam penyelesaian masalah stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem di Solok Selatan.

Hal ini disampaikan Wakil Bupati H. Yulian Efi dalam Roadshow Percepatan Penurunan Stunting dam Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Kabupaten Solok Selatan secara daring, Rabu (6/4/2023). Roadshow ini juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Dalam pemaparannya, Yulian mengatakan dua hal tersebut merupakan salah satu faktor yang masih menjadi kendala dalam upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem. Salah satunya adalah keterlibatan pihak swasta.

“Salah satu permasalahan yang dialami adalah masih belum optimalnya sinergisitas semua pihak terkait, termasuk keterlibatan swasta dalam penanganan stunting dan penanggulangan kemiskinan ekstrem,” kata Yulian dalam paparannya.

Masalah lainnya yang dihadapi dalam penanganan stunting adalah masih rendahnya sumber air minum dan sanitasi yang layak. Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhkan gizi dan perilaku hidup bersih dan sehat juga masih minim.

Sedangkan dari sumber daya pendukung, seperti alat antropometri KIT terstandar dan perbedaan data pengukuran dan penimbangan terhadap balita melalui e-PPBGM dengan data survei SSGI juga menjadi permasalahan lainnya.

Sementara itu, untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem kendala yang dihadapi lantaran masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, dimana rata-rata 54,6% kepala keluarga di Solok Selatan tidak sekolah atau hanya tamatan SD.

Kondisi ini berdampak pada rendahnya tingkat pendapatan dan akses serta kesempatan kerja yang lebih rendah. Kondisi ini juga menyebabkan minimnya akses permodalan bagi warga miskin ekstrem sesuai dengan potensi dan kompetensi.

Kondisi terkini, di Solok Selatan terjadi peningkatan prevalensi stunting dari sebelumnya 24,5% menjadi 31,7%. Jumlah ini didapat dari 12.287 balita dengan pengambilan sampel daro 714 balita, sehingga disimpulkan terdapat sebanyak 223 balita mengalami stunting di Solok Selatan.

Sedangkan tingkat kemiskinan ekstrem sudah dapat tertangani, tercermin dari terjadinya penurunan dari sebelumnya 1,8% atau 3.204 jiwa menjadi 1,5% atau 2.770 jiwa.(HP-002)